Sementara para pejabat di kota besar menikmati fasilitas mewah, para guru di pedalaman harus mempertaruhkan nyawa, menyeberangi sungai dan lautan dalam kondisi cuaca yang tak menentu.
Kisah ini adalah pengingat pahit bahwa di balik angka-angka statistik pendidikan dan alokasi anggaran yang terdengar fantastis, ada wajah-wajah manusia yang berjuang dalam sunyi.
Mereka adalah para guru yang menjadi payung bagi masa depan anak-anak bangsa, bahkan ketika mereka sendiri harus kehujanan tanpa ada yang memayungi.
Perjuangan mereka adalah bukti hidup bahwa investasi terbaik sebuah negara bukanlah infrastruktur megah semata, melainkan penghargaan dan kesejahteraan bagi para pendidiknya.