Bikin Geleng-geleng, Kelakuan Emak-emak 'Jarah' Bunga Istana Seusai Upacara

Tasmalinda Suara.Com
Senin, 18 Agustus 2025 | 13:35 WIB
Bikin Geleng-geleng, Kelakuan Emak-emak 'Jarah' Bunga Istana Seusai Upacara
Emak-emak jarah bunga hidup di istana negara

Suara.com - Perayaan Hari Kemerdekaan di Istana Negara selalu menjadi momen yang ditunggu-tunggu, penuh dengan khidmat dan kebanggaan.

Namun, sebuah pemandangan tak biasa yang terjadi sesaat setelah upacara selesai justru menjadi sorotan utama di dunia maya dan dengan cepat menjadi viral.

Bukan tentang parade militer atau atraksi pesawat tempur, melainkan aksi sekelompok ibu-ibu yang dengan santai "memanen" bunga hias di sekitar tiang bendera.

Momen tersebut terekam jelas dalam sebuah video yang diunggah oleh akun Instagram @pembasmi.kehaluan.reall.

Dalam video berdurasi singkat itu, terlihat suasana Istana yang sudah lebih lengang pasca-upacara. Namun, di area panggung kecil tempat tiang bendera berdiri, sejumlah ibu-ibu, sebagian besar mengenakan pakaian bernuansa merah dan hitam, tampak sibuk berkerumun.

Bukan untuk berfoto, mereka terlihat asyik membungkuk dan memetik satu per satu bunga hias berwarna putih yang ditanam sebagai dekorasi di sekeliling panggung.

Dengan ekspresi riang, mereka mengumpulkan beberapa tangkai bunga seolah sedang berada di kebun sendiri.

Beberapa di antaranya bahkan memamerkan "hasil panen" mereka kepada teman-temannya sambil tersenyum.

"POV Kelakuan Masyarakat Indonesia Saat Masuk Ke Istana Negara. Ibu Ibu Sibuk Banget Ambilin Bunga Yang Ditanam Di Sekitar Tiang Bendera Setelah Upacara Kenaikan Bendera".

Baca Juga: Respect! Detik-Detik Paskibraka Papua Nyaris Tumbang, Aksi Heroik Rekannya Bikin Haru

Aksi ini sontak memicu perdebatan hangat di kalangan warganet.

Video tersebut dengan cepat dibagikan ulang di berbagai platform, dari Twitter hingga TikTok, dan mengundang ribuan komentar yang terbelah.

Sebagian netizen menganggap tindakan tersebut sebagai hal yang memalukan dan norak.

Mereka menyayangkan kurangnya kesadaran untuk menjaga fasilitas dan keindahan di lingkungan Istana yang merupakan simbol negara.

Komentar bernada kritik menyoroti etika dan sikap menghargai properti publik yang seharusnya dijaga bersama.

Namun, tidak sedikit pula yang memandang aksi ini dari sisi yang lebih ringan dan humoris.

Banyak yang membela dengan argumen bahwa ibu-ibu tersebut hanya ingin membawa pulang sedikit kenang-kenangan dari momen langka bisa masuk ke Istana Negara.

Komentar seperti "Namanya juga emak-emak, ada yang gratis langsung sikat" atau "Biarin, itung-itung suvenir dari Pak Presiden" ramai dituliskan, menganggapnya sebagai kelakuan khas masyarakat Indonesia yang unik dan apa adanya.

Fenomena ini, terlepas dari pro dan kontranya, menyoroti sebuah realitas sosial yang menarik.

Bagi sebagian masyarakat, terutama dari generasi yang lebih tua, membawa pulang sesuatu dari sebuah acara besar, entah itu makanan dari hajatan atau bunga dari sebuah dekorasi adalah hal yang wajar dan menjadi bagian dari pengalaman.

Aksi ini bisa jadi didasari oleh keinginan sederhana untuk memiliki bukti fisik bahwa mereka pernah menjadi bagian dari sebuah peristiwa bersejarah di tempat yang sangat istimewa.

Peristiwa ini menjadi bahan diskusi yang menarik tentang batasan antara antusiasme, etiket publik, dan budaya.

Peristiwa ini menjadi cerminan kecil dari keragaman cara pandang masyarakat Indonesia dalam menyikapi ruang publik dan acara kenegaraan, sebuah potret unik di balik kemegahan perayaan HUT RI.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI