Suara.com - Kabar duka menyelimuti keluarga besar Partai NasDem. Gubernur Akademi Bela Negara (ABN) Partai NasDem, Mayor Jenderal TNI (Purn.) I Gusti Kompyang (IGK) Manila, meninggal dunia pada Senin, 18 Agustus 2025.
Tokoh senior yang dikenal sebagai mentor dan sahabat Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh ini wafat di usia 83 tahun.
IGK Manila menghembuskan napas terakhir pada pukul 08.59 WIB di Rumah Sakit Bunda Menteng, Jakarta Pusat.
Kepergiannya meninggalkan duka mendalam, terutama bagi Surya Paloh yang merasa sangat kehilangan sosok panutannya.
Kesedihan itu tergambar jelas dari raut wajah Paloh saat melayat jenazah di Kampus ABN NasDem, Pancoran, Jakarta Selatan, Senin (18/8/2025).
Dalam kesempatan tersebut, Paloh menyampaikan duka cita mendalam atas kepergian sahabat sekaligus tokoh penting di Partai NasDem itu.
"Kita amat sangat berduka atas kepergian beliau pada pagi hari tadi meninggalkan kita dengan satu catatan yang tidak akan pernah kita lupakan, dedikasi yang diberikannya adalah dengan segala ketulusan hati tanpa mengenal lelah memberikan seluruh kekuatan energi yang dia miliki bagi suatu yang berarti bagi ruang, kapasitas, dan tanggung jawab yang ada di pundaknya," kata Surya Paloh dikutip dalam keterangannya, Senin.
Profil dan Dedikasi IGK Manila
Lahir di Singaraja, Bali, pada 8 Juli 1942, I Gusti Kompyang Manila memiliki rekam jejak yang panjang dan multidimensional, mulai dari karier militer, dunia olahraga, hingga panggung politik.
Baca Juga: Sama-sama Juara SEA Games 1991, Aji Santoso Ungkap Kedisiplinan Mendiang IGK Manila
Almarhum merupakan lulusan Akademi Militer Nasional (AMN) angkatan tahun 1964 dan menjadi salah satu dari 15 perwira remaja pertama dengan kecabangan Korps Polisi Militer.
Puncak karier militernya dicapai dengan pangkat Mayor Jenderal TNI.
Sebelumnya di luar dinas militer, IGK Manila menorehkan prestasi gemilang di bidang olahraga.
Ia dikenal luas sebagai 'Bapak Wushu Indonesia' atas jasanya mengembangkan cabang olahraga tersebut di Tanah Air.
Tak hanya itu, namanya terukir dalam sejarah sepak bola Indonesia saat berhasil membawa timnas meraih medali emas SEA Games 1991 di Manila, Filipina.

Ia juga sukses mengantar klub Bandung Raya menjuarai Liga Indonesia pada 1996 dan Persija Jakarta pada 2001.
Bagi Paloh, dedikasi mendiang IGK Manila tidak terbatas pada satu bidang.
Almarhum telah mendedikasikan seluruh hidupnya untuk memberikan arti penting bagi proses pendidikan berbangsa dan bernegara, terutama dalam kapasitasnya sebagai Gubernur ABN dan Sekretaris Majelis Tinggi Dewan Pimpinan Pusat Partai NasDem.
"Atas nama seluruh keluarga besar Partai NasDem, seluruh keluarga besar, civitas alumni dari pada Akademi Bela Negara kita menyatakan rasa duka cita kita yang sedalam-dalam," katanya.
Prosesi Persemayaman dan Kremasi
Paloh menjelaskan bahwa jenazah almarhum akan disemayamkan di ABN sebelum diberangkatkan untuk prosesi kremasi sesuai dengan pesan mendiang.
"Beliau kita semayamkan di ruangan ini setelah kita bermusyawarah dengan pihak keluarga hari Rabu pagi sekitar jam 10 pagi kita akan melepaskan secara resmi jenazah beliau menuju Rumah Sakit RSPAD untuk dalam satu prosesi kremasi seperti apa yang telah dipesankan oleh beliau," ujarnya.
Sembari memanjatkan doa, Paloh berharap almarhum mendapatkan tempat terbaik di sisi Tuhan Yang Maha Esa.
"Kita semuanya tentu mendoakan kehadirat sang pencipta agar arwah beliau dapat diterima dan ditempatkan di sisi yang paling terbaik dan segala kekurangan, kesilapan, dosa yang ada pada dirinya kita mohonkan diampuni," katanya.
Bagi Surya Paloh, kedekatannya dengan IGK Manila lebih dari sekadar hubungan kerja.
Ia menganggap Manila sebagai senior, sahabat, sekaligus mentor yang telah banyak memberikan bimbingan.
"Sekali lagi atas nama seluruh keluarga besar Partai NasDem kita melepaskan jenazah senior kita, mentor kita, sahabat kita I Gusti Kompyang Manila," pungkasnya.