suara hijau

Menteri Perindustrian: Transformasi Industri Hijau Harus Dilihat Sebagai Investasi

Bimo Aria Fundrika Suara.Com
Rabu, 20 Agustus 2025 | 14:16 WIB
Menteri Perindustrian: Transformasi Industri Hijau Harus Dilihat Sebagai Investasi
Menteri Perindustrian Republik Indonesia, Agus Gumiwang Kartasasmita. (Bimo Aria Fundrika/Suara.com)

Suara.com - Menteri Perindustrian Republik Indonesia, Agus Gumiwang Kartasasmita, menegaskan bahwa transformasi industri hijau tidak boleh lagi dianggap sebagai beban biaya, melainkan investasi jangka panjang untuk menjaga daya saing.

Pesan ini ia sampaikan dalam pembukaan Annual Indonesia Green Industry Summit (AIGIS) 2025 ke-2 di Jakarta International Convention Center (JICC), Rabu (20/8/205).

Menurut Agus, tekanan global semakin nyata, mulai dari tuntutan penurunan emisi, percepatan transisi energi bersih, hingga regulasi perdagangan internasional seperti Carbon Border Adjustment Mechanism (CBAM) Uni Eropa yang menambah beban bagi produk dengan jejak karbon tinggi.

Menteri Perindustrian Republik Indonesia, Agus Gumiwang Kartasasmita. (Bimo Aria Fundrika/Suara.com)
Menteri Perindustrian Republik Indonesia, Agus Gumiwang Kartasasmita. (Bimo Aria Fundrika/Suara.com)

“Pasar global semakin selektif. Konsumen kini menuntut produk ramah lingkungan dengan jejak karbon yang transparan. Jika tidak cepat bertransformasi, produk Indonesia bisa kehilangan daya saing,” ujarnya.

Ia menambahkan, generasi muda kini menjadi penggerak pasar global. Data Bank Dunia menunjukkan bahwa konsumen muda enggan membeli produk tanpa standar keberlanjutan yang jelas.

“Inilah pasar masa depan yang kita hadapi. Karena itu, industri hijau bukan lagi pilihan, tapi keharusan,” katanya.

Kementerian Perindustrian menargetkan sektor manufaktur mencapai net zero emission pada 2050, satu dekade lebih cepat dari target nasional. Sejumlah langkah tengah dipersiapkan, mulai dari efisiensi energi, pengembangan teknologi rendah karbon, pemanfaatan Carbon Capture Utilization (CCU) yang mampu menangkap hingga 65 persen emisi CO dalam uji coba bersama PT Petrokimia Gresik, hingga eksplorasi teknologi mikroalga yang dapat menyerap karbon sekaligus menghasilkan produk turunan bernilai ekonomi.

Pemerintah juga mendorong model ekonomi sirkular, seperti pengolahan limbah plastik menjadi bahan baku baru dan daur ulang logam.

“Dengan circular economy, kita tidak hanya mengurangi polusi, tapi juga menciptakan nilai tambah ekonomi sekaligus green jobs,” tambah Agus.

Baca Juga: Tarif Trump Dipangkas, Industri Manufaktur Indonesia Siap Panen Dolar?

AIGIS 2025, yang berlangsung hingga 22 Agustus, digelar melalui kolaborasi Kementerian Perindustrian dengan sektor swasta, lembaga keuangan, dan mitra global. Forum ini diharapkan menghasilkan rekomendasi nyata untuk mempercepat transformasi industri nasional menuju era hijau yang lebih berdaya saing.

Bagi Agus, arah kebijakan ini sejalan dengan Asta Cita Presiden, khususnya kemandirian ekonomi hijau dan biru, penciptaan green jobs, industrialisasi bernilai tambah, serta penguatan ekonomi sirkular.

“Apa yang kita lakukan tiga hari ke depan adalah bagian dari strategi jangka panjang. Transformasi hijau adalah jalan untuk memastikan industri kita tetap kompetitif sekaligus berkontribusi pada masa depan yang berkelanjutan,” pungkasnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI