![Presiden Prabowo Subianto mendadak memangil sejumlah menteri untuk menggelar rapat di Hambalang, Bogor, Jawa Barat. Rapat dilakukan secara maraton dalam beberapa hari. [Akun IG sekretariat.kabinet]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2025/08/20/92833-presiden-prabowo-subianto.jpg)
Di balik serangkaian manuver ini, Syahganda menduga ada kelompok kekuasaan lama dan oligarki yang kepentingannya terancam oleh gaya kepemimpinan Prabowo.
Sikap tegas Prabowo dalam pemberantasan korupsi, yang mulai menunjukkan hasil dengan pengungkapan kasus-kasus besar, dianggap sebagai ancaman serius.
"Ada kekuatan yang merasa terancam dengan sikap Prabowo yang anti-korupsi. Mereka tidak ingin Prabowo fokus membangun, makanya terus diganggu," tegasnya.
Menurutnya, media sosial, khususnya platform seperti TikTok, menjadi medan pertempuran utama.
Narasi negatif dan informasi yang menyerang Prabowo disebar secara masif, jauh lebih kencang dibandingkan apresiasi terhadap kebijakan pro-rakyat seperti kenaikan upah buruh atau perang melawan mafia pangan.
Untuk menghadapi serangan ini, Syahganda menyarankan Prabowo untuk mengambil langkah tegas dan cepat.
Salah satu usulannya adalah mempertimbangkan pergantian menteri yang kebijakannya justru menjadi sumber keresahan publik, seperti Menteri Keuangan.
"Presiden harus mengambil alih kendali dan memimpin langsung, jangan sampai dibiarkan," tutup Syahganda, mengisyaratkan perlunya konsolidasi kekuatan internal pemerintah untuk melawan upaya delegitimasi yang masif
Baca Juga: Tahun Pertama Penuh Gejolak, Pengamat: Prabowo Beruntung Punya Dasco