Anggota DPR Swedia Naik Transportasi Umum dan Hidup Sederhana, kalau Wakil Rakyat di Senayan?

Dwi Bowo Raharjo Suara.Com
Kamis, 21 Agustus 2025 | 11:06 WIB
Anggota DPR Swedia Naik Transportasi Umum dan Hidup Sederhana, kalau Wakil Rakyat di Senayan?
Ilustrasi Gedung DPR RI, Senayan, Jakarta. (Suara.com/Novian)

Suara.com - Berbeda dengan para anggota DPR di Indonesia, para anggota DPR di Swedia disebut tidak mendapatkan fasilitas mewah.

Dalam unggahan sebuah video di media sosial, mengungkapkan perbedaan fasilitas yang diterima oleh para anggota DPR Indonesia dengan para anggota DPR Swedia.

Para anggota DPR Swedia di negara yang salah satu terkaya di dunia berdasarkan Produk Domestik Bruto (PDB) per kapita, tidak memiliki fasilitas mewah yang diperoleh oleh para anggota DPR Indonesia.

Mereka tidak mendapatkan rumah, mobil dinas, atau bahkan tunjangan membeli mobil.

Kesederhanaannya ditunjukkan dengan parlemen mereka yang hanya memiliki tiga mobil dinas yang hanya diperuntukkan ketua dan para wakilnya untuk melaksanakan tugas parlemen.

Sedangkan para anggota Dewan Swedia menggunakan transportasi umum. Hal itu disampaikan Per-Arne Hakansson, seorang anggota DPR Swedia dari Partai Sosial Demokrat.

“Tugas utama kami adalah mewakili rakyat, jadi tidak pantas rasanya jika kami diistimewakan atau mendapatkan banyak fasilitas atau gaji tinggi,” ujarnya dikutip @62dailydose pada Kamis (21/8/2025).

Hal ini menjadi tamparan keras bagi para anggota DPR Indonesia yang dirasa oleh masyarakat mendapatkan fasilitas mewah dengan tunjangan yang tinggi.

“Jadi tahu kan siapa beban negara sebenarnya,” tulis akun @62dailydose, dalam unggahan video tersebut, yang diunggah pada Rabu (20/8).

Baca Juga: Tepergok Pakai LPG 3 Kg, Kekayaan Ketua Komisi III DPR Habiburokhman Nyaris Rp10 Miliar!

Sebelumnya, publik di Indonesia dihebohkan dengan isu kenaikan tunjangan rumah sebesar Rp 50 juta per bulan untuk para anggota DPR Indonesia.

Dalih yang disampaikan kepada publik adalah bahwa tunjangan tersebut sebagai kompensasi anggota DPR yang sudah tidak mendapatkan rumah dinas.

Tentu saja, tunjangan tersebut menuai kritik dan kontroversi.

Terkait itu, Wakil Ketua Komisi III DPR RI, Ahmad Sahroni, menyinggung bahwa sebagian masyarakat Indonesia terkadang senang melihat orang susah, dan tidak senang melihat orang senang.

Hal itu disampaikan Sahroni pada Rabu (20/8/2025) kemarin.

Reporter : Nur Saylil Inayah

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI