Publik, terutama anak muda yang melek informasi, semakin mudah melacak jejak digital dan kinerja para wakilnya.
Tagar-tagar sindiran di media sosial menjadi bukti nyata betapa geramnya masyarakat.
Melihat ketidakadilan ini, diam bukanlah pilihan. Sebagai warga negara, terutama sebagai generasi muda yang menjadi penentu masa depan bangsa, kita memiliki kekuatan untuk menyuarakan perubahan. Berikut adalah beberapa langkah konkret yang bisa kita lakukan:
Awasi dan Viralkan: Manfaatkan kekuatan media sosial. Pantau terus kinerja wakil rakyat di daerah pemilihanmu.
Saat mereka melakukan hal yang tidak pantas atau kinerjanya buruk, suarakan melalui platform digital. Buat konten kreatif, utas (thread) di X (dulu Twitter), atau video singkat di TikTok dan Instagram.
Gunakan Platform Resmi: Jangan remehkan kekuatan petisi online di situs seperti Change.org.
Selain itu, manfaatkan saluran pengaduan resmi DPR atau aplikasi JAGA dari KPK untuk melaporkan kejanggalan.
Dukung Organisasi Masyarakat Sipil: Banyak NGO dan lembaga pemantau parlemen (seperti ICW atau Perludem) yang aktif mengawasi kinerja DPR.
Dukung mereka dengan menjadi relawan, berdonasi, atau sekadar menyebarkan hasil riset mereka.
Baca Juga: Fathian Pujakesuma: Gaji DPR Besar, Tapi Modal Nyaleg Belum Tentu Balik
Pendidikan Politik: Ajak teman-teman di sekitarmu untuk lebih melek politik. Diskusikan isu-isu ini di tongkrongan, kampus, atau komunitas. Semakin banyak yang sadar, semakin besar tekanan yang bisa kita berikan.
Ingat dan Hukum saat Pemilu: Ini adalah senjata pamungkas kita. Catat nama-nama anggota dewan yang kinerjanya buruk dan tidak pro-rakyat. Pastikan mereka tidak terpilih lagi di pemilu berikutnya. Jangan jual suaramu untuk serangan fajar.
Negara ini sedang tidak baik-baik saja. Kesenjangan antara pejabat dan rakyat semakin menganga.
Gaji fantastis anggota dewan adalah cermin dari prioritas negara yang mungkin telah keliru.