Link Video Eks Marinir Satria Kumbara Terluka Parah Beri Pesan ke Presiden Prabowo sebelum Hilang

Ferry Noviandi Suara.Com
Jum'at, 22 Agustus 2025 | 21:05 WIB
Link Video Eks Marinir Satria Kumbara Terluka Parah Beri Pesan ke Presiden Prabowo sebelum Hilang
Sebuah video yang menunjukkan eks marinir TNI AL Satria Kumbara dengan kondisi terluka parah tengah viral di media sosial. [Tiktok/satria]

Suara.com - Eks Marinir TNI AL, Satria Kumbara mengabarkan dirinya dalam bahaya.

Dia menjadi sasaran drone kamikaze dan mortir di tengah medan perang Ukraina.

Kondisinya sangat memprihatinkan dengan kepala diperban dan bagian wajah penuh luka.

Dia mengirim video kondisinya yang sudah terluka parah pada mantan anggota TNI AD, Ruslan Buton.

Ruslam kemudian mengunggah video Satria Kumbara ke akun TikTok sambil menjelaskan nasib sang mantan marinir yang sudah kehilangan kewarganegaraannya sebagai WNI itu.

Video singkat yang dikirimkan, Satria Kumbara masih sempat mengucapkan selamat Hari Ulang Tahun (HUT) Republik Indonesia.

Dalam ucapannya, dia menyisipkan pesan untuk Presiden Prabowo Subianto sebagai pemimpin Indonesia.

Bukan untuk menyelamatkan dirinya sekarang, dia berharap rakyat Indonesia benar-benar bisa sejahtera dengan adanya banyak lowongan kerja.

Baca Juga: Kepala Penuh Luka, Begini Kondisi Eks Marinir Satria Kumbara Usai Dihantam Drone Kamikaze

"Dirgahayu Republik Indonesia, mudah-mudahan rakyat semakin sejahtera, tercipta lapangan pekerjaan yang banyak untuk kesejahteraan rakyat," katanya berpesan.

Di akhir kata, Satria yakin Indonesia di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo akan sejahtera dan merdeka.

"Di tangan pak Prabowo, sekali merdeka tetap merdeka," ujarnya.

Satria Kumbara, Eks Marinir yang pernah jadi Tentara Bayaran Rusia. [Dok. Istimewa[
Satria Kumbara, Eks Marinir yang pernah jadi Tentara Bayaran Rusia. [Dok. Istimewa[

Berikut ini Linknya.

Isi Chat Terakhir

Selain video Satria yang sudah terbaring dengan penuh luka, Ruslan menunjukkan isi chat terakhir dengan eks marinir sebelum menghilang.

Chat terakhir itu tercatat pada tanggal 12 Agustus 2025.

Awalnya Ruslan yang pertama mengirimkan chat sehari sebelumnya dan baru direspons pada 12 Agustus.

Ketika ditanya kabarnya, Satria baru membeberkan dirinya sedang dievakuasi dan mengirim video di atas.

Dia menyebut dia dikepung drone kamikaze 2 dan ditembaki mortir.

Dia pun di tempat yang belum aman dan harus berjalan sekitar 10 km lagi untuk ke titik aman.

Baru beberapa menit menyampaikan pesan, ponselnya tak lagi terhubung internet.

Saat divideo call, ponsel Satria tak lagi aktif, bahkan dikirim voice note juga cuma centang biri sampai postingan Ruslan diunggah ke TikTok pada Jumat, 22 Agustus 2025.

Ruslan pun hanya bisa miminta netizen mendoakan Satria Kumbara bisa selamat.

"Dia (Satria Kumbara) meminta doa kepada seluruh warga Indonesia sehingga dia bisa selamat, dan kita berharap pemerintah Indonesia bisa memfasilitasi Satria bisa pulang dan kembali dengan keluarganya di Indonesia," ucap Ruslan.

Kisah Tragis Satria Kumbara

Satria Kumbara sebagai mantan prajurit Korps Marinir TNI Angkatan Laut (AL) yang viral di media sosial setelah diketahui bergabung dengan militer Rusia dan saat ini berada di medan perang Ukraina.

Kisah hidupnya menarik perhatian publik karena keputusannya yang dinilai kontroversial dan berujung pada konsekuensi besar.

Dia lahir dan dibesarkan di Ambarawa, Semarang, Jawa Tengah.

Dia dikenal sebagai sosok yang gigih dan bersemangat oleh teman-teman masa kecilnya.

Setelah lulus dari SMK, Satria melanjutkan pendidikannya di dunia militer dan akhirnya bergabung dengan Korps Marinir TNI AL.

Selama masa dinasnya, ia menjabat dengan pangkat Sersan Dua (Serda). Namun, pada 13 Juni 2022, Satria membuat keputusan yang mengubah hidupnya.

Dia meninggalkan tugasnya tanpa izin, atau yang dikenal sebagai desersi, dengan alasan adanya tawaran pekerjaan yang lebih menjanjikan di luar negeri.

Keputusan desersi tersebut berujung pada pemecatan dirinya dari dinas militer Indonesia dan hukuman kurungan satu tahun.

Namun, hukuman tersebut belum sempat dijalani karena Satria sudah lebih dulu pergi ke Rusia.

Dia bergabung dengan militer Rusia sebagai tentara kontrak.

Menurut pengakuannya, keputusan ini didasari oleh alasan ekonomi dan tuntutan nafkah, bukan karena ideologi.

Bergabung dengan militer asing tanpa izin resmi dari pemerintah Indonesia secara otomatis membuat status kewarganegaraannya hilang sesuai Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2006 tentang Kewarganegaraan.

Kontributor : Tinwarotul Fatonah

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI

Ingin dapat update berita terbaru langsung di browser Anda?