CEK FAKTA: Video Dharma Pongrekun Sebut Vaksin HPV Sebabkan Kemandulan Viral, Ini Kata Ahli dan WHO

Wakos Reza Gautama Suara.Com
Senin, 25 Agustus 2025 | 09:55 WIB
CEK FAKTA: Video Dharma Pongrekun Sebut Vaksin HPV Sebabkan Kemandulan Viral, Ini Kata Ahli dan WHO
Ilustrasi Vaksin HPV. Cek fakta vaksin HPV menyebabkan kemandulan. [Unsplash]

Hal ini sejalan dengan pernyataan Wakil Menteri Kesehatan Dante Saksono Harbuwono yang menyebut strategi penanggulangan kanker serviks terdiri dari tiga pilar utama, yaitu "vaksinasi pada remaja, skrining HPV DNA, serta penanganan medis bagi kasus invasif."

Narasi dalam video mempertanyakan mengapa vaksin diberikan pada anak-anak. Jawabannya sangat jelas secara ilmiah.

Sebuah riset berjudul "Human papillomavirus vaccine effectiveness by age at vaccination: A systematic review (2023)" menyebutkan bahwa "vaksin HPV bekerja dengan mencegah infeksi sebelum terjadi paparan alami, sehingga efektivitasnya lebih tinggi jika diberikan pada usia muda.

Dokter Caisar Dewi Maulina pada laman Halodoc juga mengungkapkan bahwa American Cancer Society (ACS) dan American Academy of Pediatrics (AAP) bahkan merekomendasikan pemberian vaksin dimulai sejak usia 9 tahun agar perlindungan optimal sebelum seseorang aktif secara seksual.

Klaim inti bahwa vaksin HPV menyebabkan rahim kering dan kemandulan telah berulang kali dibantah oleh berbagai studi berskala besar.

Studi yang dipublikasikan oleh National Library of Medicine terhadap perempuan usia 18–33 tahun di Amerika Serikat menunjukkan tidak ada kaitan antara vaksinasi HPV dan infertilitas atau kemandulan.

Temuan ini diperkuat oleh "Data dari Survei Pemeriksaan Kesehatan dan Gizi Nasional periode 2013–2016" yang juga mendukung temuan tersebut, dengan hasil tidak ada peningkatan risiko gangguan kesuburan pada kelompok usia 20–30 tahun yang telah menerima imunisasi ini.

Dr. Rizal Fadli, juga dari Halodoc, menambahkan bahwa "vaksin HPV justru membantu mencegah penyakit yang berisiko mengganggu kesehatan reproduksi."

Penjelasan Pakar dan Lembaga Kesehatan Dunia (WHO)

Baca Juga: CEK FAKTA: Heboh Video Gunungan Emas di Sungai Eufrat, Diklaim Tanda Akhir Zaman, Benarkah?

Wakil Dekan Bidang Akademik Fakultas Kedokteran Universitas Dian Nuswantoro, Andreas Wilson Setiawan, memberikan penjelasan tegas dan jernih. Ia menegaskan bahwa efek samping yang umum terjadi adalah reaksi lokal yang ringan.

"Efek samping vaksin HPV umumnya hanya berupa nyeri, bengkak, demam, atau sakit kepala, dan tidak ada bukti medis yang menghubungkannya dengan infertilitas jangka panjang," ujarnya.

Andreas juga meluruskan mekanisme kerja vaksin yang sama sekali tidak bersinggungan dengan sistem reproduksi.

“Vaksin HPV itu sendiri tidak memengaruhi ovarium, testis, spermatogenesis, ovulasi, atau hormon reproduksi. Vaksin HPV ditujukan untuk mencegah kanker serviks dan tidak memengaruhi kesuburan. Studi ilmiah justru menunjukkan wanita yang divaksin HPV tetap memiliki tingkat kesuburan normal,” ungkap Andreas.

Sikap ini didukung penuh oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Melalui "publikasi Mei 2017 juga menekankan bahwa vaksin HPV perlu diintegrasikan dalam strategi pencegahan yang komprehensif dan terkoordinasi guna menekan angka kejadian kanker serviks maupun penyakit lain yang disebabkan oleh HPV."

Faktanya, Vaksin HPV terbukti efektif hampir 100 persen dalam mencegah kanker leher rahim serta berbagai jenis kanker lain yang berhubungan dengan virus tersebut, termasuk kanker anus, vagina, vulva, penis, mulut, dan tenggorokan.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI

Ingin dapat update berita terbaru langsung di browser Anda?