Suara.com - Sebuah kejadian yang menimpa posko rakyat Jawa Timur dirampok oleh salah seorang yang berpakaian ninja.
Posko rakyat Jawa Timur, didirikan sebagai pusat gerakan protes terhadap Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indah Parawansa.
Posko ini bertujuan untuk mengumpulkan bantuan dana dan logistik dari masyarakat Surabaya guna untuk mendukung aksi demonstrasi besar-besaran yang akan di gelar 3 September mendatang.
Video yang diunggah akun Instagram @sholeh_lawyer, salah satu aktivis penggerak dari posko rakyat Jawa Timur, mengatakan bahwa posko mereka mengalami perampokan sejumlah uang dan bahan logistik yang mereka sudah kumpulkan, dikutip Selasa (26/8/2025).
“Ada sekitar 50 kardus air mineral dibawa, terus ada roti-roti, dibawa snack, ini kotak donasi dirusak, isinya uang sekitar 5 jutaan, tapi memang belum dihitung pastinya,” ucapnya dalam video tersebut.
Tak hanya membawa keperluan yang ada di sana, namun orang tersebut juga mengacak-acak posko yang mereka sudah dirikan.
“Kejadian tadi subuh, kita kedatangan tamu orang tidak dikenal. Jumlahnya puluhan, di mana mereka datang, mengobrak-abrik posko, tendanya dirobohkan, tendanya dibawa pulang juga,” ujarnya.
Disebut didalam video tersebut, bahwa kejadian tersebut memiliki kejanggalan, memalukan dan memilukan.
Kejadian ini terjadi pada dini hari, saat yang menjaga posko tersebut hanya dua orang.
Baca Juga: Heboh Rencana Demo 3 September Jatim, Tuntut Khofifah Jawab Soal Korupsi dan Pungli
“Saat banyak orang, mereka tidak melakukan aksi apapun. Tapi giliran subuh-subuh, ketika yang jaga cuman dua orang, baru mereka melakukan aksinya,” ucapnya dalam video tersebut.
Menurut Sholeh, hal ini terjadi karena ketakutan Gubernur menghadapi aksi 3 September mendatang.
“Apa yang ditakutkan aksi 3 September, menurut saya itu yang aneh. 1 Mei aksi setiap tahun itu lebih banyak, tidak perlu ditakutkan. Tapi ketika aksi 3 september ini Gubernur begitu takut, supaya jangan sampai 3 September itu terjadi demo,” katanya.
Sholeh juga mengatakan, yang ia takutkan adalah isu-isu yang sangat sensitif, karena pengampunan pajak, isu ini bukan hanya dari Banyuwangi hingga Ngawi, namun semua menyuarakan isu ini.
Lebih lanjut, sholeh juga mengungkapkan pesan Dedi Mulyadi, Gubernur Jawa Barat, bahwa pemimpin itu tidak boleh menyusahkan dan harus meringankan beban masyarakatnya.
Hal ini tidak dilakukan oleh Khofifah, Gubernur Jawa Timur.