Formappi Balas Ahmad Sahroni: Yang Tolol Bukan Rakyat, Tapi DPR yang Abai Kritik!

Selasa, 26 Agustus 2025 | 14:59 WIB
Formappi Balas Ahmad Sahroni: Yang Tolol Bukan Rakyat, Tapi DPR yang Abai Kritik!
Anggota DPR Komisi III dari Fraksi Nasdem Ahmad Sahroni menjadi sorotan usai pernyataan kontroversialnya terhadap publik yang mendesak pembubaran DPR. [Suara.com/Bagaskara]
Kesimpulan
  • Publik menilai DPR gagal berubah meski kritik terus disuarakan.
  • Desakan pembubaran DPR dinilai sebagai pilihan logis terakhir.
  • Lucius Karus balik menyebut DPR lebih layak disebut “tolol” ketimbang rakyat

Suara.com - Peneliti Forum Masyarakat Peduli Parlemen Indonesia (Formappi), Lucius Karus, menilai tuntutan masyarakat sipil yang meminta agar DPR dibubarkan sangat masuk akal.

Pernyataan itu disampaikannya sekaligus untuk mengkritisi komentar Anggota DPR RI Fraksi Nasdem, Ahmad Sahroni, yang menyebut publik yang menuntut pembubaran parlemen sebagai 'orang tolol sedunia'.

Lucius menjelaskan bahwa tuntutan untuk membubarkan DPR tidak muncul begitu saja.

Dalam berbagai kesempatan dan aksi unjuk rasa, publik sudah berulang kali menyampaikan kritiknya.

Nyatanya, alih-alih melakukan perubahan, DPR justru sibuk membangun rasionalisasi.

Tidak adanya respons berupa perbaikan inilah yang menjadi pemicu utama munculnya tuntutan tersebut.

"Oleh karena itu tampaknya tak ada cara lain lagi karena desakan untuk berubah tak digubris oleh DPR. Opsi yang tersisa, ya hapus saja lembaganya sekalian," kata Karus saat dihubungi pada Selasa (26/8/2025).

Menurutnya, logika publik sangat bisa dipahami. Jika DPR terus menolak untuk berubah, langkah terakhir yang bisa diambil adalah membubarkannya.

Karus menyatakan, publik saat ini sudah memandang bahwa mempertahankan lembaga yang tidak menunjukkan kemauan bekerja mewakili suara rakyat sama dengan tidak memiliki lembaga perwakilan sama sekali.

Baca Juga: Alamat Rumahnya Viral Disebar di TikTok, Ahmad Sahroni Respons Santai: Rumah Gue Emang Terbuka

Lantaran itu, ia menyatakan bahwa desakan pembubaran DPR memiliki alasan yang kuat.

Menanggapi langsung pernyataan Sahroni, Karus membalikkan diksi tajam tersebut.

"Dan oleh karena itu, jelas bukan sesuatu yang seperti dikatakan Sahroni yang mengatakan bahwa yang menuntut itu adalah orang tolol," ujarnya.

"Pernyataan Sahroni justru bisa di balik, yang tolol itu adalah mereka yang sudah dikasih tahu masalahnya oleh publik, tetapi tak mau meresponsnya, yaitu DPR itu sendiri," tegas Karus.

Sebelumnya diberitakan, nama Ahmad Sahroni santer menjadi bulan-bulanan demonstran yang tidak terima dengan perkataan legislatif dari Jakarta tersebut.

Wakil Ketua Komisi III DPR RI, Ahmad Sahroni, mengunggah video lengkap mengenai pernyataan kerasnya menanggapi seruan publik untuk membubarkan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), yang ramai diperbincangkan publik.

Dalam video yang diunggah melalui akun instagram pribadinya, @ahmadsahroni88, ia menyatakan, DPR terbuka terhadap segala bentuk kritik dan bahkan cacian dari masyarakat. 

Namun, Sahroni menilai bahwa seruan membubarkan lembaga legislatif DPR merupakan bentuk cacian berlebihan yang merusak mental. 

Ia mengklaim, mereka yang menyuarakan hal tersebut adalah orang-orang yang tak pernah merasakan duduk di DPR RI. 

Personel polisi menghalau pengunjuk rasa di Jalan Letjend S Parman, depan Gedung DPR, Jakarta, Senin (25/8/2025). [ANTARA FOTO/Bayu Pratama S/rwa]
Personel polisi menghalau pengunjuk rasa di Jalan Letjend S Parman, depan Gedung DPR, Jakarta, Senin (25/8/2025). [ANTARA FOTO/Bayu Pratama S/rwa]

“Memang yang ngomong itu rata-rata orang yang nggak pernah jadi duduk di DPR,” katanya, dikutip dari video tersebut, merasa mereka yang menyerukan pembubaran tidak memahami proses dan kerja yang dilakukan di DPR.

Ia menekankan pentingnya menyampaikan kritik melalui tata cara yang ada untuk evaluasi. 

"Orang yang cuma mental bilang bubarin DPR, itulah orang tolol sedunia," tegasnya, dalam video yang diunggah akun Instagram pribadinya, @ahmadsahroni88.

Dalam akhir video, DPR, katanya, akan tetap berdiri kokoh meski dihantam berbagai hujatan.

“Mau dihujat sampai mampus juga nggak apa-apa. Masih berdiri DPR-nya. Sampai kapanpun, tidak akan merubah,” ujarnya, mengakhiri video tersebut.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI

Ingin dapat update berita terbaru langsung di browser Anda?