Kesaksian Mahasiswa Unisba Ditembaki Gas Air Mata di Kampus, Polisi Sebut Dipicu Bom Molotov

Bangun Santoso Suara.Com
Selasa, 02 September 2025 | 11:27 WIB
Kesaksian Mahasiswa Unisba Ditembaki Gas Air Mata di Kampus, Polisi Sebut Dipicu Bom Molotov
Kendaraan tempur TNI tampak berada di sekitar Unisba-Unpas Bandung
Baca 10 detik
  • Insiden Saling Bertentangan
  • Korban Berjatuhan
  • Konteks Perintah 'Tindakan Tegas'

Suara.com - Suasana mencekam terjadi di sekitar kampus Universitas Islam Bandung (Unisba), Jawa Barat, pada Selasa (2/9/2025) dini hari, setelah aparat kepolisian dilaporkan menembakkan gas air mata ke arah massa aksi yang berlindung di dalam area kampus. Insiden ini memicu dua versi kronologi yang saling bertentangan antara mahasiswa dan pihak kepolisian.

Peristiwa panas ini terjadi hanya beberapa hari setelah Presiden Prabowo Subianto memberikan wewenang kepada aparat keamanan untuk mengambil "tindakan tegas" terhadap para demonstran.

Video yang beredar luas di media sosial merekam detik-detik aparat mengejar mahasiswa dan melepaskan tembakan gas air mata di Jalan Tamansari, tepat di depan gerbang utama Unisba. Insiden ini merupakan buntut dari aksi unjuk rasa yang digelar mahasiswa di Gedung DPRD Jawa Barat pada hari sebelumnya.

Kesaksian Mahasiswa: Diserang Saat Beristirahat

Melansir laman BBC Indonesia, Selasa (2/9/2025), berdasarkan kesaksian dari pihak mahasiswa, serangan terjadi secara tiba-tiba saat massa aksi sedang beristirahat usai menggelar demonstrasi.

Presiden Mahasiswa Unisba, Kamal Rahmatullah, yang berada di lokasi, menuturkan bahwa penyergapan dimulai sekitar pukul 23.40 WIB pada Senin (1/9) malam.

"Massa aksi masuk ke area kampus untuk berlindung. Tadi ada beberapa korban, di depan gerbang ditembaki gas air mata, otomatis ada beberapa korban yang sesak napas, dari satpam juga ada beberapa korban," ujar Kamal dalam pernyataan tertulis, Selasa (02/09).

Menurut laporan lembaga pers mahasiswa Suara Mahasiswa Unisba, puluhan orang yang terdiri dari mahasiswa, petugas medis, hingga petugas keamanan kampus mengalami luka-luka akibat insiden tersebut.

Versi Polisi: Dipicu Lemparan Bom Molotov

Baca Juga: Malam Mencekam di Bandung: Tagar All Eyes on Bandung, Unisba, dan Unpas

Di sisi lain, Kepolisian Daerah (Polda) Jawa Barat memberikan keterangan berbeda. Kepala Bidang Humas Polda Jabar, Komisaris Besar Polisi Hendra Rochmawan, menyatakan bahwa tindakan aparat dipicu oleh provokasi dan serangan bom molotov dari sekelompok massa.

Menurut Hendra, insiden berawal saat tim patroli gabungan TNI/Polri melintas di Jalan Tamansari dan mendapati adanya blokade jalan yang dilakukan oleh sekelompok massa yang disebutnya anarkis.

"Mereka inilah awalnya yang menutup jalan dan membuat blokade di Tamansari sambil anarkis," kata Hendra seperti dikutip dari kantor berita Antara, Selasa hari ini.

Hendra menjelaskan bahwa situasi memanas ketika kelompok tersebut melemparkan bom molotov dari dalam area kampus ke arah petugas dan kendaraan taktis (rantis) Brimob. Atas dasar itu, petugas mengambil tindakan represif.

"Tim kemudian menembakkan gas air mata ke jalan raya, namun tertiup angin hingga ke arah parkiran Unisba. Inilah yang kemudian dijadikan bahan provokasi oleh kelompok anarko untuk membenturkan mahasiswa dengan petugas," katanya.

Respons Istana dan Perintah 'Tindakan Tegas'

Insiden ini terjadi di tengah sorotan publik terhadap pernyataan Presiden Prabowo Subianto pada 31 Agustus yang memberi wewenang aparat untuk mengambil "tindakan tegas", termasuk penggunaan peluru karet.

Sehari sebelum insiden di Unisba, Prabowo juga mengunjungi 40 anggota polisi yang dirawat di Rumah Sakit Polri, Jakarta, akibat cedera saat mengamankan demonstrasi. Ia mengklaim beberapa polisi mengalami luka berat.

"Saya sudah tengok 13 orang. Ada yang [cedera] berat, kepalanya sampai harus operasi tempurung, diganti sama titanium," ujar Prabowo. Merujuk kondisi itu, Prabowo berjanji akan memberikan penghargaan kenaikan pangkat luar biasa kepada para petugas yang terluka karena dianggap telah "membela negara, membela rakyat menghadapi anasir-anasir".

"Saya minta semua petugas dinaikkan pangkat luar biasa," ujarnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI

Ingin dapat update berita terbaru langsung di browser Anda?