Giring Ganesha Ngaku Nikmati Lagu Garam Dan Madu Tapi Kini Tak Boleh Joget

Kamis, 04 September 2025 | 17:12 WIB
Giring Ganesha Ngaku Nikmati Lagu Garam Dan Madu Tapi Kini Tak Boleh Joget
Giring Ganesha saat ditemui di kawasan Senayan, Jakarta Pusat pada Kamis, 5 Juni 2025. [Suara.com/Tiara Rosana]

Suara.com - Wakil Menteri Kebudayaan, Giring Ganesha memberikan pujian terhadap Lagu “Garam dan Madu” yang dinyanyikan oleh Tenxi, Naykilla, dan Jemsii.

Pujian itu dilontarkannya ketika memberikan pidato di hadapan khalayak internasional pada forum CHANDI di Bali, Kamis (4/9/2025).

Saat itu, Giring tengah memberikan pidato terkait ekspresi budaya baru yang dilahirkan oleh anak muda di Indonesia.

Dia kemudian memilih lagu “Garam dan Madu” sebagai salah satu contoh tersebut. menurutnya, lagu yang dirilis pada Desember 2024 lalu itu mendapat perhatian besar yang berujung pada kesuksesan lagu itu.

Per hari ini, lagu tersebut memang sudah diputar lebih dari 200 juta kali di platform Spotify dan 142 juta kali di YouTube.

Selain itu, kesuksesan lagu itu juga turut membawa identitas budaya Indonesia.

Pasalnya, lagu itu juga menggabungkan musik dangdut dengan gaya menyanyi ala hip-hop.

“Saya mau kasih contoh juga, bagaimana ekspresi budaya baru hadir dan dilahirkan oleh anak-anak muda Indonesia. Ini adalah salah satu lagu top di Indonesia, yaitu Garam dan Madu,” tutur Giring.

“Di Youtube ditonton 142 juta, di Spotify didengarkan 200 juta, dan ini kalau ibu-ibu bapak-bapak dengar, ini campuran hip-hop barat dengan musik dangdut,” tambahnya.

Baca Juga: Tak Bisa Baca Suasana, Eko Patrio Ramai Dihujat Usai Repost Unggahan Ini

Mantan vokalis grup band Nidji itu juga sempat memutar potongan lagu itu ke hadapan penonton.

Saat mendengar lagu itu, dia menikmati namun berkelakar tidak dapat berjoget di atas panggung.

“Saya gak boleh joget-joget soalnya. Tapi cukup kaki saya dari tadi goyang sebetulnya,” ucapnya.

Selain itu, Giring juga turut memuji perkembangan perfilman Indonesia. Menurutnya, produser film di Indonesia juga kreatif dan mampu beradaptasi dengan tren yang berkembang, sehingga dapat melahirkan ekspresi budaya yang baru.

Dia mencontohkan dalam periode kekinian, semakin banyak minat penonton untuk menonton film horror. Sehingga, film-film seperti KKN Desa Penari, Pengabdi Setan, dan film horor lainnya banyak ditonton di Indonesia.

Kontributor : Putu Yonata Udawananda

×
Zoomed

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI

Mau notif berita penting & breaking news dari kami?