Gatot Kritik Penyebaran Video Penangkapan Anggota BAIS: Ada Pembentukan Opini Mendiskreditkan TNI

Dwi Bowo Raharjo Suara.Com
Kamis, 11 September 2025 | 11:03 WIB
Gatot Kritik Penyebaran Video Penangkapan Anggota BAIS: Ada Pembentukan Opini Mendiskreditkan TNI
Mantan Panglima TNI, Jenderal Purn. Gatot Nurmantyo. (tangkap layar/ ist)
Baca 10 detik
  • Gatot mengatakan ada dugaan upaya framing negatif kepada TNI
  • Kartu tanda anggota dan senjata pendek pistol yang dibawa anggota BAIS bukti anggota sedang bertugas
  • Gatot mengatakan narasi negatif yang memframing TNI sebagai provokator berbahaya khususnya bagi hubungan TNI dengan rakyat.

Suara.com - Mantan Panglima TNI, Jenderal Gatot Nurmantyo, mengungkapkan adanya dugaan upaya framing negatif kepada TNI melalui video dan foto penangkapan anggota Badan Intelijen Strategis (BAIS) yang viral di media sosial.

Dugaan tersebut disampaikan Jenderal Gatot melalui podcast kanal YouTube Hersubeno Point.

Menurutnya, video dan foto penangkapan anggota BAIS yang viral di media sosial memiliki pola yang sama.

“BAIS dengan yang di Palembang ada kesamaan, dia (yang menangkap) menunjukan KTA-nya, sambil bilang, ‘tentara nih’, boleh dong saya menduga sudah terencana,” ujar Jenderal Gatot, memaparkan alasan dibalik dugaannya, Rabu (10/9/2025).

Bagi Gatot, melalui video dan foto penangkapan anggota BAIS yang beredar di media sosial, menunjukkan adanya upaya pembentukan opini untuk mendiskreditkan TNI, dengan menghakimi bahwa TNI sebagai provokator.

“Artinya apa? Ada pembentukan opini untuk mendiskreditkan TNI, buktinya kan berhasil,” tambahnya dalam podcast, kemudian menyetujui kalimat moderator yang mengatakan bahwa di era sekarang tak sedikit masyarakat yang lebih percaya dengan apa yang beredar di media sosial.

Ia menambahkan, kartu tanda anggota dan senjata pendek pistol yang dibawa anggota BAIS, yang juga terlihat dalam video, merupakan bukti bahwa anggota yang tertangkap sedang bertugas.

“Berarti dia melaksanakan tugas dong, BAIS itu masuk melaksanakan tugas itu, untuk mencari provokator, skema siapa yang mengendalikan dan sebagainya,” jelas Jenderal Gatot.

Jenderal Gatot kemudian mengecam tindakan penangkapan anggota BAIS yang direkam dalam video, dan disebarkan di media sosial, menyatakan bahwa hal itu menyalahi prosedur yang ada.

Baca Juga: Ada Bom Waktu Incar Pemakzulan Prabowo, Eks Panglima TNI Ungkap Upaya Sabotase di Lingkar Pemerintah

“Seharusnya prosedur yang benar, etikanya, dia ditangkap begitu, bawa dia ke pos, diinterogasi di pos, kartu anggotanya benar nggak dilihat. Kemudian, senjatanya benar nggak nomornya? Tanya kesatuan, Apakah benar Anda punya anggota seperti ini? Apakah benar ditugaskan? Bukan diviralkan seperti ini,” kritiknya.

Kapuspen TNI Brigjen TNI (Mar), Freddy Ardianzah, memberikan klarifikasi terkait sejumlah konten di media sosial yang menarasikan anggota TNI sebagai provokator pada aksi unjuk rasa yang berlangsung pada 25-31 Agustus 2025 di berbagai wilayah. (Suara.com/Yaumal)
Kapuspen TNI Brigjen TNI (Mar), Freddy Ardianzah, memberikan klarifikasi terkait sejumlah konten di media sosial yang menarasikan anggota TNI sebagai provokator pada aksi unjuk rasa yang berlangsung pada 25-31 Agustus 2025 di berbagai wilayah. (Suara.com/Yaumal)

Ia menilai, narasi negatif yang memframing TNI sebagai provokator berbahaya khususnya bagi hubungan TNI dengan rakyat.

“Bahaya, karena apabila TNI ini dibilang provokator, ini akan memisahkan antara TNI dengan rakyat, central of gravity kekuatan Indonesia itu ada kebersamaan antara TNI dan rakyat dan Polri, selama itu bersatu nggak akan bisa apapun,” ujar Gatot menegaskan.

Sebelumnya, beredar sebuah video dan foto penangkapan anggota TNI oleh Brimob Polda Sumatera Selatan yang dituduh provokator, di media sosial, Minggu (31/8/2025).

Video dan foto tersebut seketika menjadi sorotan publik dan mendapat beragam reaksi dari publik.

Reporter : Nur Saylil Inayah

×
Zoomed

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI