Haidar Alwi: Dasco Jalankan Politik seperti Gajah Mada saat Gejolak Akhir Agustus

M Nurhadi Suara.Com
Selasa, 23 September 2025 | 15:31 WIB
Haidar Alwi: Dasco Jalankan Politik seperti Gajah Mada saat Gejolak Akhir Agustus
Wakil Ketua DPR Sufmi Dasco Ahmad (kedua kiri), Saan Mustopa (kiri), dan Cucun Ahmad Syamsurijal (ketiga kiri) saat bertemu dengan sejumlah elemen mahasiswa di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (3/9/2025). [ANTARA FOTO/Dhemas Reviyanto/tom]
Baca 10 detik

* Haidar Alwi menyebut Sufmi Dasco Ahmad sebagai "penjaga arah" bangsa. * Dasco berperan menjaga stabilitas politik Indonesia secara senyap. * Gaya kepemimpinan Dasco dibandingkan dengan filosofi Mahapatih Gajah Mada.

Suara.com - R Haidar Alwi, pendiri Haidar Alwi Institute, menilai Wakil Ketua DPR Sufmi Dasco Ahmad yang berani mewakili seluruh legislator meminta maaf kepada rakyat, adalah titik balik yang menentukan dalam kerusuhan sepanjang akhir bulan Agustus lalu.

Dia mengatakan, pernyataan maaf tersebut, disertai langkah-langkah konkret Dasco untuk 'mereformasi' DPR mampu meredam gejolak dan mengembalikan stabilitas nasional.

Bahkan, dia menilai Dasco menjalankan kepemimpinan senyap sebagai "penjaga arah" bangsa, yang ia analogikan dengan filosofi Mahapatih Gajah Mada di era modern.

Haidar Alwi meyakini bahwa sebuah bangsa yang besar ditopang oleh pemimpin yang tidak mengejar panggung, melainkan menjaga keseimbangan sistem.

"Negara ini butuh pemimpin yang mampu meredam, bukan membakar. Butuh pemimpin yang mampu menjembatani, bukan menajamkan jurang, dan Dasco adalah salah satunya,” kata Haidar Alwi, Selasa (23/9/2025).

Ia mengamati, di balik hiruk-pikuk politik di permukaan, Indonesia tetap stabil karena adanya tokoh kunci seperti Dasco.

Sebagai Wakil Ketua DPR sekaligus Ketua Harian DPP Partai Gerindra, Dasco disebut memainkan peran ganda sebagai penghubung antara eksekutif dan legislatif, serta berbagai elemen bangsa lainnya.

Semua itu ia lakukan dengan ketenangan dan pengaruh yang tidak gegap gempita.

“Gaya kepemimpinan seperti ini terbilang jarang muncul di era politik modern yang penuh pencitraan," kata dia.

Baca Juga: Dipimpin Puan Maharani, DPR RI Bakal Sahkan APBN 2026 dan Prolegnas dalam Rapat Paripurna

Namun, "Justru di situlah letak kekuatan Dasco. Ia bukan hanya memahami sistem, tetapi juga tahu kapan harus bicara dan kapan harus bekerja dalam senyap."

Haidar Alwi menarik paralel antara kepemimpinan Dasco dengan filosofi Mahapatih Gajah Mada yang dikenal sebagai pemersatu tanpa ambisi pribadi.

Menurutnya, Gajah Mada tidak duduk di takhta, tetapi arah kerajaan berjalan sesuai kompas yang ia jaga.

Dalam konteks kekinian, Haidar melihat Dasco menapaki jalan serupa. Tanpa perlu mengucapkan sumpah seperti Sumpah Palapa, Dasco dinilai bekerja mempersatukan kekuatan politik, meredam kegaduhan, dan memastikan Indonesia tidak terpecah oleh dinamika kekuasaan.

“Pemimpin sejati itu tidak selalu ada di puncak kekuasaan, tapi seringkali justru berada di bawahnya, untuk memastikan agar puncak itu tidak roboh. Peran semacam itulah yang dijalankan Dasco dengan konsistensi luar biasa,” tegas Haidar.

Peran sebagai "penjaga arah" ini, lanjutnya, menjadi semakin vital di tengah tantangan global seperti tekanan geopolitik dan disrupsi ekonomi.

×
Zoomed

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI