Di Hadapan Mahasiswa Unpad, Pramono Anung Tegaskan Pemimpin Tak Boleh Tersulut Emosi

Jum'at, 26 September 2025 | 21:11 WIB
Di Hadapan Mahasiswa Unpad, Pramono Anung Tegaskan Pemimpin Tak Boleh Tersulut Emosi
Gubernur Jakarta Pramono Anung. (Pemprov DKI Jakarta)
Baca 10 detik
  • Pramono Anung menegaskan lebih memilih gaya komunikasi dengan hati daripada emosional, serta terbuka pada kritik publik.
  • Ia memaparkan sejumlah kebijakan seperti pembukaan lajur tol gratis untuk atasi macet hingga perluasan layanan Transjabodetabek.
  • Pramono juga menyoroti program sosial, termasuk 707 ribu beasiswa KJP, KJMU untuk kuliah, hingga 100 kuota beasiswa luar negeri setara LPDP.

Suara.com - Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung memberikan kuliah umum di Universitas Padjadjaran (Unpad), Jawa Barat, Jumat (26/9/2025). Dalam kesempatan itu, ia menyinggung soal gaya komunikasi seorang pemimpin ketika berhadapan dengan publik.

Menurut Pramono, pemimpin bisa saja memilih pendekatan emosional. Namun, dirinya mengaku lebih nyaman menggunakan cara yang berbeda.

"Komunikasi itu kan pilihan, kita bisa memilih emosi atau yang seperti apa. Nah, saya memilih berkomunikasi dan menyelesaikan berbagai persoalan dengan hati serta mendengarkan semua kritik atau masukan dari masyarakat," kata Pramono.

Ia menambahkan, kritik dan masukan dari publik selalu menjadi perhatiannya dalam proses pengambilan keputusan di Pemerintah Provinsi DKI Jakarta. Hal ini dianggap penting agar kebijakan yang dihasilkan tidak terputus dari realitas di lapangan.

Selain itu, Pramono menekankan agar jajarannya terbuka dan responsif. Ia mencontohkan kasus pagar di Stasiun Cikini yang sempat menyulitkan pengguna KRL. Setelah banyak keluhan di media sosial, ia langsung turun tangan.

"Saya coba cek langsung ke lapangan dan minta pagar dibuka dan dibuatkan pelican crossing. Setelah itu masyarakat berterima kasih karena ternyata persoalan ini sudah belasan tahun tidak tertangani padahal sederhana," ujar Pramono.

Contoh lain yang disampaikan yakni kemacetan parah di Jalan TB Simatupang, Jakarta Selatan, akibat proyek yang memakan badan jalan. Ia mengklaim berhasil mereduksi kemacetan hingga 20 persen dengan meminta satu lajur tol dibuka gratis hingga Oktober.

"Saya minta satu lajur tol agar dibuka untuk umum (digratiskan) sampai Oktober, dan dari laporan yang saya terima sejauh ini itu berhasil mengurangi angka kemacetan sampai 20 persen," katanya.

Tak hanya soal lalu lintas dalam kota, Pramono juga memamerkan kebijakan perluasan jaringan Transjabodetabek. Layanan transportasi ini kini menjangkau Bekasi, Depok, Tangerang, hingga Bogor dengan tarif setara bus Transjakarta.

Baca Juga: Inflasi di 8 Provinsi Melonjak, Mendagri Tito Minta Kepala Daerah Turun Tangan

"Alhamdulillah, survei terbaru 2025, transportasi publik di Jakarta ada di peringkat 17 dari 50 kota global, dan nomor 2 di Asia Tenggara, hanya berada di bawah Singapura. Jakarta sudah di atas Bangkok, Manila, dan Kuala Lumpur," ungkapnya.

Lebih jauh, ia menyebut gaya komunikasi yang berbasis hati itu juga menjadi landasan dalam kebijakan sosial. Pramono mencontohkan pemberian 707.513 beasiswa KJP untuk pelajar SD hingga SMA, KJMU untuk mahasiswa S1 hingga S3, serta 100 kuota beasiswa luar negeri yang setara dengan LPDP.

"Untuk keluarga yang kurang mampu kami berikan 707.513 beasiswa KJP untuk SD hingga SMA, kemudian untuk yang kuliah ada beasiswa KJMU yang bisa dikuliahkan S1, S2, S3, dan kami sudah siapkan 100 kuota untuk warga Jakarta yang akan kita biayai penuh seperti LPDP untuk kuliah di luar negeri," pungkas Pramono.

×
Zoomed

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI