Dugaan Kelalaian Teknis
Penuntutan masyarakat atas tanggung jawab pengasuh Ponpes Al Khoziny bukan tanpa alasan. Pakar Teknik Sipil Struktur ITS, Mudji Irmawan, menyebut ambruknya bangunan Ponpes Al Khoziny diduga akibat tidak memenuhi kaidah teknis konstruksi. Ia menilai pembangunan mushola dan lantai tambahan dilakukan tanpa perencanaan matang. Lebih mengejutkan lagi, sejumlah santri mengaku turut dilibatkan dalam proses pengecoran, padahal mereka tak memiliki keahlian di bidang konstruksi.
Hal ini menguatkan dugaan bahwa pembangunan tidak dikerjakan secara profesional. Karenanya, selain kontraktor, pihak pengurus ponpes juga bertanggung jawab karena terus menambah lantai tanpa menghitung risiko yang mungkin terjadi.
Kesaksian warga sekitar pun menambah gambaran mencekam peristiwa itu. Ketua RT setempat, Munir, menuturkan bahwa robohnya bangunan disertai suara gemuruh keras seperti gempa bumi. Sejumlah warga langsung berlarian ke lokasi untuk membantu evakuasi.
Akhirnya, musibah ini menyulut perdebatan di ruang publik. Banyak pihak menilai pengurus ponpes harus bertanggung jawab secara moral dan hukum, karena ratusan nyawa santri dipertaruhkan dalam bangunan yang belum layak digunakan. Kekecewaan juga muncul karena pembangunan dilakukan tanpa melibatkan tenaga profesional secara penuh.
Orang tua santri, Ahmad Zabidi, misalnya, mengaku lega anaknya selamat lantaran sedang beristirahat saat kejadian. Namun ia tak bisa menutupi rasa marah karena anaknya sebelumnya dilibatkan kerja bakti pengecoran. Menurutnya, seharusnya santri fokus belajar, bukan dijadikan tenaga kerja bangunan.
Pemerintah pusat pun menanggapi serius kasus ini. Ada wacana untuk membuat regulasi khusus terkait pembangunan pesantren, agar kejadian serupa tak terulang. Namun, pengamat pendidikan dari Universitas Pendidikan Indonesia, Itje Chodidjah, menilai langkah itu masih sebatas tambal sulam dan perlu strategi lebih komprehensif.
Demikian itu informasi pengasuh Ponpes Al Khoziny. Kini publik menaruh perhatian besar pada pengasuh Ponpes Al Khoziny, KH. R. Abdus Salam Mujib. Harapan masyarakat jelas yakni ada transparansi, evaluasi menyeluruh, dan pertanggungjawaban nyata agar tragedi ini tak sekadar dikenang sebagai musibah, melainkan ada pertanggungjawaban.
Kontributor : Mutaya Saroh
Baca Juga: Angkat Para Santri Korban Reruntuhan Ponpes Al Khoziny, Seberapa Kaya Cak Imin?