Anggaran DKI Dipotong Rp16 T, Wagub Rano Karno Tak Protes: Ini Jurus Baru Cari Dana

Bangun Santoso Suara.Com
Rabu, 22 Oktober 2025 | 15:29 WIB
Anggaran DKI Dipotong Rp16 T, Wagub Rano Karno Tak Protes: Ini Jurus Baru Cari Dana
Wakil Gubernur DKI Jakarta, Rano Karno dalam penutupan Jakarta Fair Kemayoran (JFK) 2025 di Jakarta, Jumat (11/7/2025). [Suara.com/Fakhri Fuadi]
Baca 10 detik
  • Pemprov DKI Jakarta kehilangan potensi pendapatan lebih dari Rp15 triliun akibat pemotongan Dana Bagi Hasil (DBH) oleh pemerintah pusat
  • Sebagai solusi, Pemprov DKI di bawah arahan Gubernur Pramono Anung dan Wagub Rano Karno mengalihkan fokus untuk memaksimalkan pendapatan dari sektor ekonomi kreatif
  • Strategi ini menunjukkan hasil positif, terbukti dari kontribusi sektor akomodasi dan kuliner terhadap PDRB Jakarta yang mencapai angka tertinggi sejak 2021

Suara.com - Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta mengambil sikap mengejutkan setelah pemerintah pusat memotong dana bagi hasil (DBH) hingga mencapai lebih dari Rp15 triliun. Alih-alih melayangkan protes, Pemprov DKI justru putar otak mencari sumber pendapatan baru yang inovatif.

Wakil Gubernur DKI Jakarta, Rano Karno, menegaskan bahwa pihaknya tidak akan mempermasalahkan pemotongan anggaran fantastis tersebut. Menurutnya, Pemprov kini fokus menggarap potensi besar dari sektor ekonomi kreatif untuk menambal lubang anggaran yang menganga.

“Kami tidak protes ke pemerintah pusat meski uang hilang hampir Rp16 triliun. Kami berupaya mencari sumber anggaran dari sektor ekonomi kreatif,” kata Rano dalam acara "Policy Discussion - Jakarta Economic Forum" (JEC) 2025 di Hotel Kempinski Jakarta, Rabu (22/10/2025).

Sebagai langkah konkret, Rano Karno mengaku telah mendapat tugas khusus dari Gubernur DKI Jakarta, Pramono Anung. Ia diminta untuk berkeliling ke empat negara di Eropa guna menjajaki peluang kerja sama dan menarik investasi di sektor ekonomi kreatif. Misi ini menjadi sinyal kuat bahwa Jakarta serius beralih dari ketergantungan pada dana pusat.

“Jakarta berupaya angkat industri ekonomi kreatif terutama sub sektor ekonomi kreatif di bidang film,” ujarnya sebagaimana dilansir Antara.

Komitmen ini sejalan dengan visi besar untuk menjadikan Jakarta sebagai kota global yang kompetitif dan berkelanjutan. Namun, Rano menekankan bahwa visi tersebut mustahil terwujud tanpa sinergi yang kuat antara pemerintah dan para pelaku usaha.

Salah satu sektor yang menjadi prioritas utama untuk digenjot adalah industri MICE (Meeting, Incentive, Convention, and Exhibition).

“Satu yang menjadi prioritas saat ini adalah sektor di bidang MICE (Meeting, Incentive, Convention dan Exhibition),” kata dia.

Langkah ini bukan sekadar wacana. Sepanjang tahun 2025, Jakarta telah sukses menjadi tuan rumah untuk tujuh kegiatan kreatif berskala besar, mulai dari Festival Bandeng Rawa Belong, Jakarta Fashion Week, hingga Jakarta Film Week, yang membuktikan geliat ekonomi kreatif di ibu kota.

Baca Juga: Pemprov DKI Efisiensi Anggaran Terkait Pemotongan TKD, PSI Wanti-wanti: KJP dan Transportasi Jangan

Upaya tersebut tampaknya mulai membuahkan hasil. Data menunjukkan, pada triwulan kedua tahun 2025, ekonomi Jakarta ditopang kuat oleh sektor akomodasi, makanan, dan minuman yang menyumbang 9,71 persen terhadap Produk Domestik Regional Bruto (PDRB).

“Capaian ini yang tertinggi sejak 2021 dan ini tidak hanya sebagai penggerak utama perekonomian tapi juga magnet investasi yang memperkokoh ekosistem pariwisata dan ekonomi kreatif,” pungkas Rano.

×
Zoomed

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI