-
- Hasto Kristiyanto sampaikan tiga pesan Megawati tentang moral, rasa percaya diri, dan kontribusi bangsa.
- PDIP tegaskan semangat Islam berkemajuan sebagai rumah besar seluruh anak bangsa Indonesia.
- Hari Santri dihubungkan dengan kelahiran Pancasila sebagai simbol persatuan nasional dan semangat kebangsaan.
Ia menyoroti pentingnya semangat hubbul wathon minal iman (cinta tanah air sebagian dari iman) sebagai kekuatan spiritual dan kebangsaan yang saling melengkapi.
Dalam konteks ini, PDIP menegaskan tekadnya untuk menjadi “rumah besar” bagi seluruh warga bangsa, dengan semangat Islam berkemajuan.
Sejarah Lahirnya Hari Santri
Dalam kesempatan tersebut, Hasto juga mengenang awal mula lahirnya Hari Santri Nasional. Ia menyebut peran Ketua DPP PDIP Ahmad Basarah, yang menjelang Pilpres 2014 mengusulkan pentingnya mengingat kembali peristiwa heroik Resolusi Jihad sebagai kesadaran ideologis dan historis bangsa.
"Dan kemudian Hari Santri sekaligus hari lahir Pancasila 1 Juni 1945 kita jadikan sebagai upaya untuk meluruskan sejarah itu," jelas Hasto.
Setelah berkonsultasi dan mendapat restu Megawati, perjuangan tersebut akhirnya berhasil mewujudkan penetapan Hari Santri Nasional yang dikaitkan dengan kelahiran Pancasila. Hal ini menegaskan bahwa santri merupakan bagian tak terpisahkan dari sejarah perjuangan bangsa.
Resolusi Jihad: Titik Temu Nasionalisme dan Agama
Hasto menegaskan bahwa Resolusi Jihad 22 Oktober 1945 bukan hanya mempertemukan nilai agama dan nasionalisme, tetapi juga membuktikan persatuan seluruh rakyat Indonesia melawan kekuatan kolonial Inggris dan sekutunya yang datang ke Surabaya.
"Rupanya memang sejak awal ada suatu visi yang luar biasa tentang Republik ini," katanya.
Baca Juga: Peringatan Hari Santri 2025, Bobby Nasution Minta PBG Pondok Pesantren Digratiskan