Pandangan Politik
Dalam ekonomi, ia mendukung kebijakan “Abenomics”, yang menekankan ekspansi fiskal, pelonggaran moneter, dan reformasi struktural.
Dalam isu-isu sosial, ia menentang pernikahan sesama jenis, mengambil sikap yang lebih tegas terhadap imigrasi, dan meyakini bahwa suksesi kekaisaran seharusnya tetap mengutamakan laki-laki.

Ia juga dikenal sebagai “China hawk” karena sikap kerasnya terhadap Beijing, serta dukungannya terhadap militer yang lebih kuat dan status quo di Selat Taiwan.
Kontroversi
Sikap politik yang diambil Takaichi tak jarang memicu kontroversi, termasuk ketika ia mengunjungi Kuil Yasukuni, yang menghormati korban perang Jepang sekaligus penjahat perang Perang Dunia II.
Kemenangannya membawa sinyal bahwa Jepang akan melanjutkan pemerintahan konservatif dengan kecenderungan lebih ke kanan.
Tantangan
Jalan Takaichi menuju puncak tidaklah mudah. Ia menjadi perdana menteri keempat Jepang dalam lima tahun terakhir, mengambil alih kekuasaan dari posisi partai yang rapuh.
Baca Juga: Siapa Tony Blair? Mendadak Ditunjuk Jadi Pemimpin Transisi Gaza
LDP kehilangan mayoritas di kedua majelis legislatif dan baru-baru ini membentuk aliansi baru dengan Partai Inovasi Jepang setelah koalisinya dengan partai Komeito runtuh akibat skandal sumbangan kampanye.
Sebagai pemimpin baru, Takaichi menghadapi berbagai tantangan: krisis biaya hidup, dampak perang dagang Presiden AS Donald Trump, serta ketegangan keamanan dengan Tiongkok dan Korea Utara.
Ia juga harus memulihkan kepercayaan publik pasca-skandal korupsi yang mengguncang partainya.
Meski banyak tantangan menanti, perjalanan Takaichi dari putri seorang polisi dan pekerja pabrik mobil hingga menjadi perdana menteri menunjukkan tekad luar biasa.
Ia meniru idola politiknya, Margaret Thatcher, namun tetap membawa nuansa Jepang dalam kepemimpinannya yang kuat dan penuh perhitungan.
Kontributor : Rizka Utami