Calon PM Jepang Ucap Slogan 'Kerja Kerja Kerja', Kini Dituntut Minta Maaf

Kamis, 09 Oktober 2025 | 14:46 WIB
Calon PM Jepang Ucap Slogan 'Kerja Kerja Kerja', Kini Dituntut Minta Maaf
Sanae Takaichi, calon PM Jepang yang baru. (Instagram)
Baca 10 detik
  • Sanae Takaichi menuai kritik karena slogan "kerja, kerja, kerja" dianggap menyinggung korban budaya kerja berlebihan di Jepang.

  • Ia menjadi sorotan publik setelah terpilih sebagai presiden Partai Demokrat Liberal.

  • Keluarga korban "Karoshi" menuntut Takaichi meminta maaf.

Suara.com - Calon Perdana Menteri Jepang Sanae Takaichi menarik perhatian mengingat ia merupakan kandidat kuat PM wanita pertama di Negeri Sakura. Sebelum menjabat sebagai kepala pemerintahan, Sanae Takaichi menuai kontroversi akibat ucapan "kerja kerja kerja" pada pidatonya.

Sekelompok pengacara yang mewakili korban "Karoshi," atau kematian akibat terlalu banyak bekerja mengkritik keras pernyataan Sanae Takaichi.

Sebagai informasi, Sanae Takaichi berada di jalur yang tepat untuk mengukir sejarah sebagai perdana menteri wanita pertama Jepang, setelah memenangkan pemilihan presiden Partai Demokrat Liberal yang berkuasa pada upaya ketiganya.

Ia memperluas dukungannya di kalangan konservatif dengan mengadopsi arah kebijakan mendiang Perdana Menteri Shinzo Abe.

Namun, sikapnya yang agresif terkadang menimbulkan kontroversi.

Meski ramai mendapat pencitraan positif, namun kabar mengenai Sanae Takaichi sempat viral dan menjadi bahan candaan netizen Indonesia.

Sanae Takaichi diketahui menyukai musik metal, hobi motoran, dan terekam berpidato "kerja, kerja, kerja".

Ketiga hal tersebut membuat Sanae Takaichi dinilai mirip mantan Presiden RI Jokowi.

Pernyataan "kerja, kerja, kerja" turut memancing berbagai kritikan publik.

Baca Juga: Gema Adzan Sang Ayah di Reruntuhan Ponpes Al Khoziny, Ikhlas Melepas Anaknya Syahid

"Saya meninggalkan istilah 'keseimbangan kerja-hidup'. Saya akan bekerja, bekerja, bekerja, bekerja, dan terus bekerja," teriak Sanae Takaichi dalam pidatonya yang berapi-api.

Sekelompok pengacara mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa komentarnya tidak membantu bagi negara yang memiliki budaya jam kerja yang panjang dan berlebihan.

Mengutip Mainichi Japan dan Nippon, pernyataan kontroversial Takaichi muncul tak lama setelah ia terpilih sebagai presiden Partai Demokrat Liberal pada Sabtu (4/10/2025), mengalahkan Menteri Pertanian Shinjiro Koizumi dalam pemilihan putaran kedua.

Jepang telah berjuang melawan kekurangan tenaga kerja di berbagai sektor, terutama karena menurunnya angka kelahiran.

Takaichi, seorang anggota parlemen konservatif yang gigih, menggarisbawahi perlunya pembaruan partai, karena dukungan pemilih untuk LDP belum pulih dari berbagai skandal dan faktor lain.

Ia berkata kepada sesama anggota parlemen, "Saya akan meminta semua orang bekerja keras."

×
Zoomed

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI