Suara.com - Ribuan buruh yang tergabung dalam KSPI dan Partai Buruh melakukan konsolidasi aksi di JCC, Jakarta, Kamis (30/10/2025).
Pantauan Suara.com, kaum buruh menyuarakan sejumlah tuntutan yang terlihat dari spanduk yang terpasang, diantaranya stop pemberhentian hubungan kerja (PHK).
Kemudian, mereka juga meminta untuk menghapus sistem outsourcing dan menolak upah murah.
Mereka juga meminta kenaikan upah tahun 2026 sebesar 8,5 sampai 10,5 persen, kemudian mencabut Peraturan Pemerintah (PP) nomor 35 Tahun 2021 terkait Alih Daya.
Presiden Partai Buruh Said Iqbal, juga menyinggung soal kebijakan pemerintah yang dianggap tidak pro dengan rakyat.
Ia mengingatkan jika pemerintah jangan sekali-kali menyinggung reaksi rakyat, karena bisa terjadi peristiwa 28 Agustus lalu.
“Jangan uji nyali kaum buruh. Orang miskin itu, dia sebenarnya terbiasa miskin, ketika harga diri dan kehormatannya tergantung, kamu lihat di tanggal 28 (Agustus),” kata Said Iqbal, Kamis.
Karena, lanjut Said, rakyat miskin punya logikanya sendiri. Mereka sudah terbiasa dihina. Terbiasa diinjak-injak, terbiasa kehormatannya digadai.
“Tapi sekali mereka bergerak, bagaikan air bah yang tidak bisa dilawan. Jadi jangan tantang nyali orang miskin. Jangan tantang nyali orang-orang buruh yang sedang berjuang,” jelasnya.
Baca Juga: Pimpinan DPR RI Terima Draf RUU Ketenagakerjaan dari Koalisi Serikat Buruh
Saat pidato Said sedang meledak-ledak, salah satu buruh, memberikan tanggapan jika kondisi Indonesia bisa saja seperti Nepal.
“Nepal-kan,” kata buruh.