- ASN di Pasuruan ditangkap polisi karena diduga telah mencabuli anak
- Parahnya, korban dari aksi cabul ASN itu adalah keponakannya sendiri
- Terkuak motif tersangka BE setelah berkali-kali melecehkan korban
Suara.com - BE, seorang ASN di Kota Pasuruan, Jawa Timur kini harus meringkuk di penjara setelah ditangkap polisi karena ulah cabulnya. Parahnya, BE tega mencabuli keponakannya sendiri yang masih berusia anak-anak.
Perihal penangkapan terhadap ASN dalam kasus pencabulan anak diungkapkan Kapolres Probolinggo Kota AKBP Rico Yumasri
"Tersangka BE diamankan oleh jajaran Satreskrim Polres Probolinggo Kota terkait dengan kasus tindakan asusila dan persetubuhan terhadap anak di bawah umur," ujarnya dikutip dari Antara, Kamis (6/11/2025).
Menurutnya aksi pelaku terungkap setelah ibu korban mencurigai perubahan perilaku korban M (16 ), sehingga meminta korban untuk berterus terang dan korban mengaku telah diperdayai oleh pamannya yang berstatus ASN Kota Pasuruan.
"Setelah dipastikan bahwa korban tiga kali dicabuli, barulah keluarga melaporkan kejadian tersebut ke Mapolres Probolinggo Kota pada 19 September 2025," tuturnya.
Dari laporan tersebut, lanjut dia, Polres Probolinggo Kota melakukan penyelidikan dengan berkoordinasi bersama Unit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Dinas Sosial Kota Probolinggo dan menangkap pelaku ASN yang melakukan tindakan asusila tersebut pada akhir Oktober 2025.
Dari hasil penyidikan Unit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA), polisi menemukan adanya unsur bujuk rayu yang digunakan pelaku untuk memperdaya korban yang masih keponakannya.
"Dalam melancarkan aksinya, pelaku melakukan bujuk rayu, atau iming-iming kepada korban. Setelah korban termakan bujukannya, pelaku kemudian melakukan tindakan asusila kepada korban yang masih di bawah umur itu," katanya.
Terkait penangkapan kasus ASN cabul itu, polisi telah menyita sejumlah barang bukti seperti pakaian korban dan dua telepon genggam.
Baca Juga: Air Doa jadi Modus, ABG di Bandung Dicabuli Dukun Dalih Ritual Sembuhkan Penyakit
"Atas perbuatannya, pelaku dijerat dengan pasal 81 ayat (2) subsider pasal 82 ayat (1) Undang-Undang Nomor 35 tahun 2014 Tentang Perlindungan Anak dengan ancaman 15 tahun penjara," ujarnya.