-
Polda Metro Jaya akan gelar rilis komprehensif ledakan SMA 72 bersama Densus 88.
-
Terduga pelaku, FN, telah dipindahkan ke RS Polri pasca-operasi untuk pemulihan dan penyidikan.
-
Kondisi FN yang mulai membaik menjadi kunci untuk mengungkap motif peledakan bom tersebut.
Suara.com - Polda Metro Jaya bersiap membongkar misteri di balik insiden ledakan yang mengguncang SMA 72 Jakarta Utara. Kepolisian dijadwalkan menggelar konferensi pers pada Selasa (11/11/2025), menghadirkan kolaborasi lintas unit elite kepolisian.
Fokus utama tidak hanya pada kronologi, tetapi juga pada kondisi terduga pelaku, FN, yang ironisnya turut menjadi korban ledakannya sendiri dan telah menjalani penanganan medis serius.
Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Budi Hermanto, menyatakan bahwa rilis ini akan mengupas tuntas seluruh aspek kasus, dari analisis forensik hingga kondisi psikologis pelaku.
“Nanti perkara ledakan ini, dimungkinkan hari Selasa akan dilaksanakan rilis secara komprehensif,” kata Budi, saat di Polda Metro Jaya, Senin (10/11/2025).
Untuk memastikan data yang disampaikan akurat dan multidisipliner, sejumlah lembaga ahli akan dihadirkan.
“Nanti akan dihadiri dari Puslabfor Polri, ada Jibom Gegana, termasuk dari Dokkes akan menjelaskan secara detail kalau rekan-rekan ingin bertanya, kondisi apa saja terhadap korban. Nanti akan dihadiri juga dari Densus,” katanya.
Salah satu agenda utama dalam rilis tersebut adalah pemaparan resmi mengenai motif di balik aksi nekat FN, yang diduga kuat dipicu oleh perundungan.
“Kemarin kami sampaikan pada saat doorstop, bagaimana analisa terhadap motif, nanti akan dipaparkan,” ujarnya.
Sementara itu, untuk mengoptimalkan perawatan pasca-operasi sekaligus mengintensifkan proses penyidikan, FN telah dipindahkan dari rumah sakit umum ke Rumah Sakit Polri Kramat Jati.
Baca Juga: Polisi Sita Buku dan Dokumen dari Rumah Terduga Pelaku Peledakan SMA 72 Jakarta, Apa Relevansinya?
“Dan juga guna menghindari, kalau di RS sebelumnya anak ini ditaruh dalam satu ruangan yang ada beberapa orang. Sehingga untuk mencegah terjadinya infeksi, makannya di RS Polri dalam satu ruangan,” jelas Budi.
Langkah strategis ini juga diambil untuk memberikan akses yang lebih mudah bagi tim penyidik untuk memantau dan mulai menggali keterangan dari FN seiring dengan pemulihan kondisinya.
Saat ini, kondisi FN dilaporkan terus membaik dan telah melewati masa kritis pasca-ledakan pada Jumat (7/11/2025).
“Apabila dalam perkembangan kondisi kesehatan semakin baik, itu akan lebih memudahkan penyidik untuk meminta keterangan,” jelasnya.