Setelah Gelar Pahlawan, Kisah Soeharto, Gus Dur, hingga Marsinah akan Dibukukan Pemerintah

Senin, 10 November 2025 | 22:32 WIB
Setelah Gelar Pahlawan, Kisah Soeharto, Gus Dur, hingga Marsinah akan Dibukukan Pemerintah
Menbud Fadli Zon menyampaikan keterangan di Istana Negara Jakarta, Senin (10/11/2025), terkait rencana pembuatan buku biografi pahlawan nasional dari era Soekarno hingga saat ini. [Suara.com/Novian]
Baca 10 detik
  • Pemerintah akan menyusun buku biografi komprehensif berisi semua pahlawan nasional dari era Soekarno.

  • Kisah para pahlawan baru seperti Soeharto, Gus Dur, dan Marsinah akan turut diabadikan.

  • Menteri Kebudayaan Fadli Zon menjanjikan penulisan buku didasarkan pada riset akademis yang mendalam.

Suara.com - Pemerintah menginisiasi pembuatan buku untuk mengabadikan jejak para pahlawan bangsa.

Inisiatif ini akan merangkum biografi dan narasi sejarah seluruh tokoh yang telah dianugerahi gelar pahlawan nasional, mulai dari era pemerintahan Presiden Soekarno hingga Presiden Prabowo Subianto.

Kepastian mengenai proyek literasi kebangsaan ini diumumkan oleh Menteri Kebudayaan, Fadli Zon, sesaat setelah memimpin upacara penganugerahan gelar pahlawan nasional untuk 10 tokoh di Istana Negara, Jakarta, pada Senin (10/11/2025).

Buku ini dipastikan akan memuat kisah para pahlawan yang baru saja ditetapkan tahun ini, termasuk figur-figur berpengaruh seperti Presiden ke-2 RI Soeharto, Presiden ke-4 RI Abdurrahman Wahid (Gus Dur), serta aktivis buruh Marsinah.

"Iya, tentu. Mungkin kita sedang menyusun juga buku tentang para pahlawan dengan biografinya sendiri yang tadi kita sudah kerja sama dengan Kementerian Sosial," kata Fadli di kompleks Istana Kepresidenan Jakarta, Senin (10/11/2025).

Fadli Zon memberikan jaminan bahwa penyusunan buku ini akan didasarkan pada riset akademis yang ketat dan mendalam, bukan sekadar kompilasi data yang dangkal.

Ia menekankan bahwa setiap biografi akan digali dari tumpukan penelitian yang solid untuk memastikan akurasi dan kedalaman narasi.

"Semua hasil penelitian dari tokoh-tokoh pahlawan itu itu kalau ditumpuk itu segini-segini nih, penelitian dari tokoh-tokoh ini. Jadi tidak sembarangan gitu. Jadi bukan hanya papper ya," kata Fadli.

Untuk mengilustrasikan standar riset yang akan diterapkan, Fadli mencontohkan proses pengkajian salah satu tokoh pahlawan dari Sumatera Utara.

Baca Juga: Usai Soeharto dan Gus Dur, Giliran BJ Habibie Diusulkan Dapat Gelar Pahlawan Nasional

"Misalnya seperti Rondahaim Saragih itu, Napoleon van der Bataks itu, itu penelitiannya panjang, nggak bukan hanya sekadar nama, tapi penelitiannya panjang. Bahannya tuh bertumpuk-tumpuk," sambungnya.

Sebelumnya, Presiden Prabowo Subianto secara resmi menganugerahkan gelar Pahlawan Nasional kepada Presiden ke-2 RI, Soeharto, bertepatan dengan peringatan Hari Pahlawan.

Keputusan ini mengakhiri perdebatan panjang puluhan tahun mengenai status kepahlawanan sang 'Bapak Pembangunan'.

Prosesi penganugerahan berlangsung khidmat, di mana keluarga Cendana, termasuk Titiek Soeharto dan Bambang Trihatmodjo, hadir langsung untuk menerima penghargaan.

Gelar ini diberikan berdasarkan Keputusan Presiden (Keppres) Nomor 116/TK Tahun 2025 tentang Penganugerahan Gelar Pahlawan Nasional.

Prabowo menyerahkan plakat penghargaan secara simbolis kepada Bambang Trihatmodjo, menandai pengakuan resmi negara atas jasa-jasa Soeharto.

×
Zoomed

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI