Meskipun Mahkamah Banding menolak hukuman seumur hidup total (yang biasanya hanya diterapkan pada kasus pembunuhan berat), penambahan hukuman minimum menjadi 40 tahun menunjukkan betapa mengerikannya kejahatan yang ia lakukan.
Modus Operandi Reynhard Sinaga
Reynhard melakukan aksinya antara Januari 2015 hingga Juni 2017. Modus operandinya adalah mencari korban yang terlihat rentan di luar kelab-kelab malam di kawasan ramai Manchester, kemudian mengajaknya ke apartemennya.
Di sana, para korban dibius, dengan obat yang dicurigai adalah GHB (gamma hydroxybutyrate), obat bius yang menyerang sistem saraf, dan diperkosa dalam kondisi tidak sadarkan diri.
Ia memfilmkan setiap aksinya dengan dua telepon selulernya, di mana para korban terlihat tidur dan tak berdaya. Para korban yang terbangun tidak ingat apa yang terjadi pada mereka.

Reynhard ditangkap setelah salah satu korbannya, seorang pemain rugby, terbangun saat ia tengah beraksi dan segera mengadukannya ke polisi.
Mabs Hussain, Pejabat dari Kepolisian Manchester Raya, menyebut pada Januari 2020 bahwa bukti video perkosaan yang direkam Reynhard sendiri begitu banyaknya layaknya "menyaksikan 1.500 film di DVD," dengan durasi klip rekaman mencapai ribuan jam.
Tragisnya, para korban dilaporkan mengalami trauma mendalam, di mana sebagian bahkan "mencoba bunuh diri" akibat tindakan "predator setan" tersebut.
Polisi bahkan menyebut Reynhard sebagai "pemerkosa paling parah dalam sejarah hukum Inggris."
Baca Juga: 30 Ucapan Hari Ayah dari Anak Perempuan dalam Bahasa Inggris, Cocok untuk Caption Instagram
Kontributor : Rizqi Amalia