- Area pertamanan di Jalan Daan Mogot, Cengkareng, diduga menjadi titik panas prostitusi sesama jenis yang aktif beroperasi setiap malam, mulai pukul 22.00 WIB
- Para pelaku, yang diyakini bukan warga lokal, datang menggunakan sepeda motor dan mobil lalu berkumpul di area taman yang gelap untuk melakukan transaksi
- Menurut kesaksian pedagang setempat, praktik ilegal ini telah berlangsung lama namun hingga kini belum tersentuh penertiban dari aparat yang berwenang
Suara.com - Keramaian Jalan Daan Mogot, Cengkareng, Jakarta Barat, ternyata menyimpan sisi gelap yang tak terduga saat malam tiba. Sebuah area pertamanan di kawasan tersebut diduga kuat telah beralih fungsi menjadi lokasi transaksi prostitusi sesama jenis, sebuah praktik yang diungkapkan terang-terangan oleh warga sekitar.
Aktivitas terlarang ini diakui sudah menjadi rahasia umum bagi mereka yang beraktivitas di sana hingga larut malam. Salah satunya adalah Acong, seorang pedagang kaki lima yang setiap hari menyaksikan langsung pemandangan yang meresahkan tersebut.
Menurutnya, area taman yang minim penerangan menjadi titik kumpul para pelaku.
"Iya (prostitusi sesama jenis pria), orang-orang pada berhenti aja. Pada berhenti di situ motornya. (Aktivitas prostitusi dilakukan) di area yang gelap di sana. Itu benar (ada prostitusi sesama jenis pria)," ungkap Acong saat ditemui wartawan di lokasi, sebagaimana dilansir Antara, Kamis (13/11/2025).
Pola aktivitasnya pun sangat teratur. Acong membeberkan bahwa "jam sibuk" praktik ini dimulai menjelang tengah malam, saat lalu lintas utama mulai lengang dan pengawasan dirasa mengendur.
"Jam 10, jam 11, jam 12 (malam), udah pada mulai tuh. Tiap malam. Lihat aja nanti malam kalau mau kontrol," ujarnya sambil terus melayani pembeli.
Yang lebih mengkhawatirkan, menurut Acong, praktik ini bukanlah fenomena baru. Ia menyebut aktivitas ini telah berlangsung cukup lama tanpa adanya tindakan penertiban yang terlihat dari aparat berwenang.
"Udah lama, udah lama. Belum (belum ada penertiban)," tukasnya.
Acong juga mengamati bahwa para pelaku yang datang bukanlah warga dari lingkungan sekitar. Mereka adalah para pendatang yang sengaja menjadikan taman tersebut sebagai lokasi pertemuan.
Baca Juga: Gagal Dievakuasi, Mobil SUV Hitam Malah Tercebur di Aliran Sungai Daan Mogot Kebon Jeruk
"Bukan, bukan warga sini. Jadi dia datang, orangnya yang pakai motor. Berhenti di situ motornya. Nunggu di dalam semua (masuk ke area gelap). Gue (saya) mah ngelihatin doang aja. Gue bilang itu apaan dah," tutur Acong menceritakan pengamatannya.
Moda transportasi yang digunakan pun beragam. Meskipun mayoritas datang menggunakan sepeda motor untuk mempermudah akses, tidak jarang mobil pribadi juga terlihat berhenti di sekitar lokasi.
"Ada (mobil) kadang-kadang berhenti, tapi kebanyakan motor," tambahnya.
Saat ditanya lebih jauh mengenai penampilan para pelaku, Acong meyakini mereka adalah pria penyuka sesama jenis, bukan transpuan atau waria.
"Homo (homoseksual/gay) kayaknya sih. Bukan waria, (tapi) homo," tandasnya.
Hingga berita ini diturunkan, belum ada keterangan resmi dari pihak kepolisian maupun pemerintah setempat terkait dugaan maraknya aktivitas prostitusi sesama jenis yang meresahkan warga di fasilitas publik ini.