Suara.com - Bencana banjir yang melanda wilayah Kabupaten Langkat akhir November 2025 masih menyisakan kondisi darurat bagi ribuan warga. Sabtu (29/11/2025), Tim Disaster Management Center (DMC) Dompet Dhuafa berhasil mengevakuasi 90 warga yang terjebak banjir di gedung MAN 2 Tanjung Pura. Para penyintas ini sebelumnya tidak dapat keluar karena seluruh akses menuju gedung sekolah telah digenangi air.
Ketinggian air yang mencapai sepinggang orang dewasa membuat proses penyelamatan tidak bisa dilakukan dengan cara biasa. Tim DMC Dompet Dhuafa pun mengerahkan perahu karet untuk menembus genangan air yang meluas dan membawa warga menuju titik aman.
Proses evakuasi juga dilakukan dengan penuh kehati-hatian, memprioritaskan kelompok rentan, seperti ibu-ibu, anak-anak, serta para lansia yang kesulitan bergerak di tengah arus banjir. Setelah berhasil dievakuasi, mereka ditempatkan di lokasi yang jauh lebih aman dan stabil dari ancaman banjir susulan.
Ibar, salah satu relawan DMC Dompet Dhuafa di lokasi, menjelaskan bahwa upaya tanggap darurat tidak berhenti pada proses evakuasi saja. Tim juga mendirikan Pos Hangat di area Perbatasan Tanjung Pura-Hinai, Kecamatan Tanjung Pura. Pos ini berfungsi sebagai pusat layanan makanan hangat untuk para penyintas banjir yang masih bertahan di sekitar wilayah tersebut.
Hingga hari itu, Pos Hangat tercatat telah menyalurkan tidak kurang dari 370 porsi makanan siap santap. Bantuan ini menjadi sangat berarti bagi warga yang terisolasi dan kehilangan akses terhadap kebutuhan pokok. Menurut Ibar, tim DMC Dompet Dhuafa juga tetap menjangkau titik-titik yang masih sulit diakses akibat tingginya genangan air.
Sebanyak 100 porsi makanan tambahan didistribusikan ke kawasan yang masih terkepung banjir, termasuk ke warga yang masih bertahan dan mengungsi di gedung MAN 1 Tanjung Pura.
“Selain Pos Hangat, kami juga mendistribusikan 100 porsi makanan siap saji ke titik-titik yang masih terkepung banjir, termasuk bagi penyintas yang masih mengungsi di gedung MAN 1 Tanjung Pura,” kata Ibar.
Tanjung Pura merupakan salah satu wilayah terparah yang terdampak banjir di Kabupaten Langkat. Melansir Kompas, luapan Sungai Batang Serangan yang membelah beberapa kecamatan menjadi penyebab utama banjir yang terjadi sejak Selasa (25/11/2025). Intensitas hujan tinggi di wilayah hulu menyebabkan sungai meluap dan membawa volume air besar menuju pemukiman warga.
Dampak dari banjir tersebut tidak hanya melumpuhkan aktivitas warga, tetapi juga memutus jalur transportasi utama Medan–Aceh yang berada di lintas pantai timur. Kendaraan, baik yang hendak melintas maupun yang mencoba mengungsi ke wilayah lebih tinggi, terpaksa mengantri hingga sepanjang 2 kilometer di Desa Cempa, Kecamatan Hinai. Desa tersebut menjadi titik terakhir sebelum memasuki kawasan Tanjung Pura yang terendam parah.

Secara total, bencana banjir yang melanda Kabupaten Langkat telah berdampak pada 15 kecamatan dan menyebabkan 12.337 warga terpaksa meninggalkan rumah mereka. Banyak dari mereka kini berlindung di kantor camat, masjid, gereja, serta posko-posko yang dibuka oleh berbagai pihak, termasuk relawan dan lembaga kemanusiaan. ***