Habiburokhman Bela Zulhas yang Dituding Rusak Hutan hingga Bencana Sumatera: Agak Lucu Melihatnya!

Sabtu, 06 Desember 2025 | 18:38 WIB
Habiburokhman Bela Zulhas yang Dituding Rusak Hutan hingga Bencana Sumatera: Agak Lucu Melihatnya!
Habiborokhman (tengah) dalam acara Diskusi Safari29 yang digelar Total Politik di Jakarta Pusat, Sabtu (6/12/2025). [Suara.com/ Dea Hardiningsih]
Baca 10 detik
  •  Habiburokhman menilai tuduhan terhadap Zulhas terkait bencana Sumatera berlebihan saja.

  • Kerusakan lingkungan dinilai terjadi lama sebelum Zulhas menjabat menteri kala.

  • Fokus penyelesaian bencana diarahkan mencari penyebab utama demi kemanusiaan bersama.

Suara.com - Ketua Komisi III DPR RI, Habiburokhman, menilai Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN), Zulkifli Hasan alias Zulhas, tidak sepenuhnya bertanggung jawab terhadap kerusakan lingkungan yang menimbulkan bencana banjir dan tanah longsor di Sumatera.

Pasalnya, kata politisi Gerindra itu, Menteri Koordinator (Menko) Bidang Pangan era Presiden Prabowo ini, hanya menjabat lima tahun sebagai Menteri Kehutanan di masa pemerintahan Presiden ke-6 RI, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).

“Tindak pidana ekologi itu pengusutannya bisa belasan tahun, dampaknya juga sangat luas terjadi. Jadi nggak mungkin ini sekadar karena perbedaan politik menjadikan alat untuk men-judgment pihak tertentu,” kata Habiburokhman dalam acara Diskusi Safari29 yang digelar Total Politik di Jakarta Pusat, Sabtu (6/12/2025).

Dia lantas menyoroti sejumlah pihak yang menyalahkan Zulhas sebagai pihak yang bertanggungjawab dalam perusakan hutan, sehingga menyebabkan bencana alam di Sumatera baru-baru ini.

“Saya agak-agak lucu melihatnya, Pak Zulhas itu cuma 5 tahun jadi menteri kehutanan ya di jamannya pak SBY, padahal kerusakannya jauh terjadi sebelum itu. Sudah rusak juga gitu,” ujar Habiburokhman.

“Apakah lalu di mana dalam konteks hukum ya, pertanggung jawaban hukumnya pak Zulhas di mana? Sangat susah kalau sekadar setiap dinamika, setiap peristiwa itu sekadar dijadikan alat untuk mencari siapa yang salah berdasarkan asumsi kelompok masing-masing. Nggak akan selesai,” katanya lagi.

Alih-alih mencari siapa yang bersalah, Habiburokhman mengatakan bahwa fokus dari terjadinya bencana di Sumatra seharusnya berorientasi pada kemanusiaan yaitu dengan mencari tahu apa yang salah sehingga bencana ini terjadi.

“Kalau orientasi kemanusiaan penyelesaian masalah kita nggak begitu, kita tidak sekadar, tidak sekadar tanda kutip ya, mencari siapa yang salah tapi kita cari apa yang salah. Menurut saya yang paling penting apa yang salah, nah itu yang bisa kita perbaiki bareng-bareng ke depan,” tandas Habiburokhman.

×
Zoomed

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI