- 133 KPM Program Keluarga Harapan diwisuda oleh Menko PM dan Mensos di Jakarta pada 8 Desember 2025.
- Keluarga yang diwisuda dianggap keluar dari zona kemiskinan berdasarkan DTSEN dan tidak terima bansos lagi.
- Pemerintah mendorong semangat graduasi menuju pemberdayaan untuk peningkatan kesejahteraan dan kemandirian masyarakat.
Suara.com - Menteri Koordinator Pemberdayaan Masyarakat Muhaimin Iskandar bersama Menteri Sosial Saifullah Yusuf atau Gus Ipul dan Wamensos Agus Jabo Priyono menggraduasi 133 Keluarga Penerima Manfaat (KPM) Program Keluarga Harapan (PKH).
Setelah diwisuda secara simbolis oleh Mensos, ratusan warga yang dinyatakan telah keluar dari zona kemiskinan itu tidak akan menerima bansos lagi dari Kemensos.
Gus Ipul menyampaikan pesan dari Presiden Prabowo bahwa para KPM harus mempunyai semangat graduasi, untuk naik kelas meningkatkan kesejahteraannya dan tidak tergantung pada bantuan sosial.
"Tentu ini adalah kerja besar, yang harus kita kerjakan secara bersama-sama, tidak hanya oleh pemerintah, tapi juga semangat penerima manfaat," ujar Gus Ipul saat memberikan arahan di Pusdiklat Kemensos Margaguna, Jakarta, Senin (8/12/2025).
Penerima bansos mengacu pada Data Tunggal Sosial Ekonomi Nasional (DTSEN) yang menjadi sumber data nasional berbasis digital dan berisi informasi sosial, ekonomi, dan demografi seluruh penduduk Indonesia yang telah diurutkan mulai dari desil 1 sampai desil 10.
Lantaran telah digraduasi dari program PKH, masyarakat yang diwisuda itu dipastikan telah naik kelas posisi desil.
"Data itu sudah memberikan perangkingan, yang mengelola BPS, dari desil 1 sampai desil 10. Yang diberi bantuan itu adalah desil 1 sampai 4, setelah desil 4 naik jadi graduasi. Nanti programnya program pemberdayaan, yang lebih besar daripada hanya menerima Bansos," jelas Gus Ipul.
Pada kesempatan yang sama, Menteri Koordinator Pemberdayaan Masyarakat Muhaimin Iskandar atau Cak Imin menyampaikan bahwa sebagai kementerian baru ditugaskan untuk lakukan terobosan dalam percepatan pengentasan kemiskinan, salah satunya melalui perubahan paradigma ke pemberdayaan.
"Terobosan-terobosan itu banyak sekali, mulai dari Sekolah Rakyat, Koperasi Desa, program-program bantuan langsung tunai sementara. Juga perubahan-perubahan cara membangun sebuah bangsa, perubahan-perubahan ini adalah bagian dari percepatan sekaligus arah baru, strategi baru di dalam membangun bangsa kita," kata Cak Imin.
Baca Juga: Kemensos Dirikan 28 Dapur Umum, Produksi 100 Ribu Nasi Bungkus Tiap Hari untuk Korban Banjir Sumatra
Lebih lanjut, Ia menuturkan pembangunan harus tepat sasaran sehingga berdampak. Pembangunan nasional bertujuan menciptakan keadilan dan kesejahteraan, yang wujudnya adalah kemandirian dan keberdayaan.
"Sehingga menjadi individu-individu yang terus meningkatkan produktivitasnya menjadi warga bangsa yang kuat dan mandiri. Karena itu saya sangat senang dengan slogan 'Bansos Sementara, Berdaya Selamanya," tuturnya.