Prabowo Ingin Papua Ditanami Sawit, Demi Hemat Impor BBM Rp 520 Triliun?

Bangun Santoso Suara.Com
Rabu, 17 Desember 2025 | 15:18 WIB
Prabowo Ingin Papua Ditanami Sawit, Demi Hemat Impor BBM Rp 520 Triliun?
Presiden Prabowo Subianto saat berdialog dengan warga di posko pengungsian di kawasan Jembatan Aceh Tamiang, Aceh, Jumat (12/12/2025). (Setpres)
Baca 10 detik
  • Presiden Prabowo mengusulkan penanaman kelapa sawit di Papua sebagai bagian strategi swasembada energi dalam lima tahun.
  • Rencana ini juga mencakup pemanfaatan tebu dan singkong untuk produksi etanol sebagai diversifikasi energi nabati.
  • Implementasi swasembada energi diperkirakan dapat menghemat devisa negara hingga ratusan triliun rupiah dari impor BBM.

Suara.com - Presiden Prabowo Subianto melemparkan gagasan ambisius untuk menanam kelapa sawit di tanah Papua. Wacana ini bukan sekadar untuk memperluas perkebunan, melainkan bagian dari strategi besar untuk mencapai swasembada energi dan memangkas ketergantungan Indonesia pada impor Bahan Bakar Minyak (BBM) yang menguras devisa negara.

Gagasan tersebut disampaikan langsung oleh Prabowo saat memberi pengarahan dalam rapat percepatan pembangunan Papua di Istana Negara, Jakarta, pada Selasa (16/12/2025). Menurutnya, kelapa sawit memiliki peran krusial untuk diolah menjadi sumber energi alternatif.

"Dan juga nanti kita berharap di daerah Papua pun harus ditanam kelapa sawit supaya bisa menghasilkan juga BBM," ujar Prabowo.

Lantas, mengapa Papua yang menjadi sorotan utama dalam rencana besar ini? Prabowo menjelaskan bahwa langkah ini adalah salah satu pilar utama untuk mewujudkan target swasembada energi dalam lima tahun ke depan, sebuah target yang berjalan beriringan dengan ambisi swasembada pangan.

Ia memimpikan setiap daerah di Indonesia, termasuk Papua dengan kekayaan sumber dayanya yang melimpah, mampu mandiri secara energi.

"Jadi kita berharap tiap daerah nanti swasembada energi. Saya kira Papua punya sumber energi yang sangat baik dan Menteri ESDM juga sudah merancang bahwa daerah-daerah Papua harus menikmati hasil daripada energi yang diproduksi di Papua," ucap Prabowo.

Bukan Hanya Sawit, Tebu dan Singkong Juga Jadi Andalan

Meskipun sawit menjadi sorotan, Presiden Prabowo menegaskan bahwa diversifikasi tanaman penghasil energi adalah kuncinya. Ia ingin Papua juga menjadi lumbung bagi berbagai jenis tumbuhan yang dapat diekstraksi menjadi bahan bakar nabati, seperti etanol.

"Juga tebu menghasilkan etanol, singkong cassava juga untuk menghasilkan etanol, sehingga kita rencanakan dalam lima tahun semua daerah bisa berdiri di atas kakinya sendiri, swasembada pangan dan swasembada energi," jelas Prabowo.

Baca Juga: Rocky Gerung Ungkap Riset KAMI: Awal 2026 Berpotensi Terjadi Crossfire Antara Elit dan Rakyat

Selain bioenergi dari tanaman, Prabowo juga mendorong transisi dari energi fosil ke sumber energi terbarukan yang lebih ramah lingkungan dan melimpah di daerah, seperti tenaga surya dan air. Menurutnya, teknologi untuk memanfaatkan kedua sumber energi ini kini semakin terjangkau.

Mantan Menteri Pertahanan ini menyebut, pemanfaatan panel surya kini semakin murah dan efektif untuk menjangkau wilayah-wilayah terpencil.

"Juga tenaga hidro, sekarang ada hidro-hidro yang mini, yang bisa juga dipakai di daerah yang terpencil. Ini semua adalah supaya ada kemandirian tiap daerah," beber dia.

Potensi Hemat Ratusan Triliun Rupiah

Di balik rencana besar ini, ada kalkulasi ekonomi yang sangat signifikan. Prabowo beranggapan, jika Indonesia berhasil mencapai swasembada energi, negara dapat menghemat anggaran hingga ratusan triliun rupiah yang setiap tahun digelontorkan untuk subsidi dan impor BBM.

"Tahun ini tiap tahun kita mengeluarkan peraturan triliun untuk impor BBM. Kalau kita bisa tanam kelapa sawit, tanam singkong, tanam serbuk pakai tenaga surya dan tenaga air, bayangkan berapa ratus triliun kita bisa hemat tiap tahun," ungkap Prabowo.

Prabowo bahkan menyebut angka yang fantastis. Menurut catatannya, nilai impor BBM Indonesia dari luar negeri saat ini mencapai Rp 520 triliun per tahun. Ia lantas mengajak untuk membayangkan dampak masif dari penghematan tersebut bagi pembangunan di daerah.

"Berarti ada Rp 250 triliun, apalagi kita bisa potong Rp 500 triliun. Rp 500 triliun itu berarti tiap kabupaten bisa punya kemungkinan Rp 1 triliun tiap kabupaten. Bagaimana membangunnya, kita coba bayangkan, kita negara kaya apa? Ini bisa kita lakukan," tandas Prabowo.

×
Zoomed

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI