- Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarnoputri, mengarahkan partai pada 18 Desember 2025 terkait peran ibu dan disiplin organisasi.
- Beliau menekankan ibu harus menyediakan makanan sehat, mengkritik konsumsi mi instan, dan akan adakan kursus penanganan stunting.
- Megawati menyoroti perlunya bantuan bencana yang spesifik untuk perempuan, seperti pakaian dalam dan sarung, bukan hanya mi instan.
Suara.com - Ketua Umum PDI Perjuangan, Megawati Soekarnoputri, memberikan arahan tegas dalam acara peringatan Hari Ibu yang digelar partainya dengan tajuk "Merawat Pertiwi: Perempuan Tangguh, Pertiwi Utuh", pada Kamis, 18 Desember 2025.
Dalam acara tersebut, Presiden ke-5 RI ini menyoroti berbagai isu krusial, mulai dari peran ibu dalam penanganan stunting (gizi buruk), manajemen bantuan bencana, hingga ketegasan disiplin partai.
Megawati menekankan pentingnya peran ibu dalam menyediakan makanan sehat di rumah.
Ia mengkritik kebiasaan memberikan makanan instan kepada anak-anak yang dinilai tidak bergizi dan berdampak buruk pada kesehatan.
"Mula-mula saya tanya, di rumah apa makanannya? Dibikin sendiri atau tidak? Jangan cari yang murah-murah, cepat, gampang diberi, tapi bikin muntah-muntah. Mi instan saja isinya. Nanti kalau dimakan siapa yang sakit?" ujar Megawati mengingatkan.
Ia menceritakan pengalamannya sendiri yang tetap menyempatkan diri memasak untuk suami, meneladani ibundanya.
"Ibu saya meski orang sibuk, masih masak untuk suaminya. Nah, kalian anak-anak muda mau jadi apa?" tanyanya.
Terkait isu stunting, Megawati menegaskan akan tetap mengurus masalah ini secara berjenjang melalui struktur partai.
"Ada kursus-kursus nanti untuk penanganan stunting. Ini kebutuhan yang dibutuhkan masyarakat kita," tambahnya.
Baca Juga: 7 Skincare untuk Usia 45 Tahun ke Atas, Cocok Jadi Kado Hari Ibu 22 Desember
Mengambil pelajaran dari pengalamannya saat menjabat sebagai Wakil Presiden dan turun ke daerah bencana seperti di Sumatera, Megawati mengingatkan kader partainya agar peka terhadap kebutuhan spesifik korban bencana, khususnya perempuan.
Ia menceritakan diskusinya dengan kader terkait bantuan logistik.
Megawati menekankan bahwa bantuan tidak boleh asal-asalan.
"Kalau kebutuhan perempuan, perempuan perlu kaus, perlu pakaian dalam, sarung. Waktu itu saya ngobrol, kok kita enggak diambil sisi manusianya? Semuanya (bantuan) enggak ada popok, enggak ada susu, adanya mi instan saja," kritiknya.
Ia menjelaskan alasan mengapa sarung sangat diperlukan oleh ibu-ibu di pengungsian.
"Kenapa ibu-ibu butuh sarung? Ya perempuan kalau sarung itu praktis. Belum pernah dikasih untuk persiapan kalau ada bahaya," jelasnya.
Megawati meminta seluruh struktur partai untuk bekerja terkoordinasi dan tidak bekerja sendiri-sendiri tanpa data yang jelas.
Ia menekankan pentingnya kehadiran koordinator di setiap daerah untuk memetakan kebutuhan riil di lapangan agar bantuan yang disiapkan tepat sasaran.
"Kalau ada kebutuhan harus dilihat, dikoordinasikan. Mesti betul-betul ada tempat koordinatornya. Enggak bisa asal minta, tapi enggak tahu apa yang dijaga," tegasnya.
Menutup arahannya, Megawati menegaskan posisinya sebagai pemimpin partai.
Ia mengingatkan kader agar tidak kaget jika dirinya berubah menjadi sosok yang sangat tegas dan disiplin ketika berurusan dengan organisasi, berbeda dengan pembawaannya sehari-hari.
"Mengerti apa tidak? Saya kalau sedang memimpin begini lho. Jadi ibu-ibu suatu saat nanti saya datang, jangan kaget. Kalau saya lagi diam kan kayaknya manis cakep ya? Tapi kalau saya sudah berhubungan dengan partai, saya ya laki-laki dong," pungkas Megawati.
Reporter: Safelia Putri