Gatot Nurmantyo: Ancaman Terbesar Prabowo Bukan dari Luar, tapi Pembusukan dari Dalam

Dwi Bowo Raharjo Suara.Com
Selasa, 23 Desember 2025 | 10:32 WIB
Gatot Nurmantyo: Ancaman Terbesar Prabowo Bukan dari Luar, tapi Pembusukan dari Dalam
Mantan Panglima TNI, Jenderal (Purn) Gatot Nurmantyo. (tangkap layar)
Baca 10 detik
  • KAMI memperingatkan Presiden Prabowo bahwa ancaman terbesar legitimasinya adalah sabotase internal dari para pembantunya.
  • Gatot Nurmantyo mengidentifikasi tujuh kapabilitas negara yang melemah, menunjukkan kerentanan serius di berbagai sektor pemerintahan.
  • Pemerintahan harus berani memutus warisan kekuasaan keliru dan menegakkan hukum untuk mencegah krisis nasional terbuka.

Gatot menyampaikan seruan terbuka kepada seluruh elemen masyarakat, termasuk emak-emak dan generasi muda, agar menyadari ancaman krisis nasional yang dinilainya semakin nyata.

“Jika hukum terus dipermainkan, jika reformasi Polri dibelokkan, jika kejahatan ekologi dan ekonomi dibiarkan, serta jika generasi muda terus kehilangan masa depan, maka Republik Indonesia sedang bergerak menuju krisis nasional terbuka,” tegasnya.

Presiden Prabowo Subianto (kedua kiri) didampingi Gubernur Sumbar Mahyeldi (kanan), Bupati Padang Pariaman John Kenedi Aziz (kedua kanan), dan Dandim 0308/Pariaman Letkol Czi Nur Rahmat Khaeroni (kiri) meninjau jembatan bailey yang baru dibangun di Padang Mantuang, Nagari Kayu Tanam, Padang Pariaman, Sumatera Barat, Kamis (18/12/2025). [ANTARA FOTO/Iggoy el Fitra/tom]
Presiden Prabowo Subianto (kedua kiri) didampingi Gubernur Sumbar Mahyeldi (kanan), Bupati Padang Pariaman John Kenedi Aziz (kedua kanan), dan Dandim 0308/Pariaman Letkol Czi Nur Rahmat Khaeroni (kiri) meninjau jembatan bailey yang baru dibangun di Padang Mantuang, Nagari Kayu Tanam, Padang Pariaman, Sumatera Barat, Kamis (18/12/2025). [ANTARA FOTO/Iggoy el Fitra/tom]

Ia menekankan bahwa pernyataan tersebut bukan ancaman maupun hasutan, melainkan peringatan terakhir. Menurut Gatot, negara tidak akan diselamatkan oleh propaganda, pencitraan, atau stabilitas semu.

“Negara hanya dapat diselamatkan oleh keberanian untuk memutus warisan kekuasaan yang salah, menegakkan hukum tanpa tebang pilih, dan mengembalikan negara kepada kepentingan rakyat,” ujarnya.

Gatot mengutip pernyataan pengamat politik Rocky Gerung yang menyebut presiden harus berpihak pada akal sehat.

Ia menilai Presiden Prabowo Suianto berada di persimpangan sejarah antara menjadi pemimpin korektif yang memulihkan republik atau tenggelam bersama krisis.

“Sejarah tidak pernah menunggu kesiapan penguasa, sejarah hanya mencatat siapa yang berani bertindak saat bangsa berada di tepi jurang,” katanya, sebelum menutup pernyataan dengan seruan “Merdeka”.

Reporter: Dinda Pramesti K

Baca Juga: Terpopuler: Beda Cara SBY vs Prabowo Tangani Banjir, Medali Emas Indonesia Cetak Rekor

×
Zoomed

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI