- Rocky Gerung menuntut audit ekologi nasional untuk mengungkap akar masalah kerusakan lingkungan sistemik yang melanda Indonesia.
- Legitimasi Presiden Prabowo terbayangi isu kontroversial seperti "fufufafa" dan dugaan ijazah palsu Wakil Presiden Gibran.
- Penanganan tumpukan masalah, termasuk bencana dan isu politik, membutuhkan transparansi dan sinyal kepemimpinan kuat dari presiden.
“Dua hal yang membebani publik bukan bukan sekedar membebani presiden, membebani publik terutama yaitu isu fufu fafa dan isu ijazah palsu. Dan sekarang ijazah palsu itu juga sudah mengarah pada wakil presiden Mas Gibran,” tegas Rocky.
Bagi Rocky, tumpukan masalah ini—mulai dari ekonomi, bencana, reformasi Polri, hingga isu kontroversial Gibran—memerlukan sinyal kepemimpinan yang kuat dan otentik dari Prabowo untuk memulihkan kepercayaan publik.
“Ya, tentu saja tumpukan problem di akhir tahun ini soal kesulitan ekonomi, soal bencana, soal reformasi polri itu akan jadi beban baru kalau tidak diberi sinyal oleh Presiden buat dia bisa menyelesaikan soal-soal itu dan memungkinkan orang percaya balik pada Presiden Prabowo,” ujarnya.
Ia juga mengkritik wacana Presiden Prabowo akan berkantor di Aceh untuk menunjukkan keseriusan. Menurutnya, hal tersebut tidak efektif dan yang lebih dibutuhkan adalah penguasaan masalah secara komprehensif dari ibu kota.
“Dan kepada beliau tentu kita ingin pesankan bukan berkantor yang penting, tetapi seseorang yang incharge itu bisa menguasai semua masalah sehingga kasak kusuk, kirim-mengirim berita buruk itu bisa dikendalikan,” kata Rocky.
Rocky menilai performa para menteri saat ini masih kacau dalam merepresentasikan suara presiden, sehingga dibutuhkan figur pelaksana yang benar-benar dipercaya publik.
Pada akhirnya, ia menekankan bahwa transparansi dan sistem kenegaraan yang bersih adalah kunci untuk mendapatkan kembali kepercayaan, tidak hanya dari masyarakat domestik tetapi juga dari dunia internasional dan investor.
“Semua itu yang dituntut atau ditunggu oleh masyarakat sipil juga ditunggu oleh investor asing supaya ada ada kepastian bahwa Indonesia itu mampu untuk memperlihatkan sebuah sistem kenegaraan yang bersih, teratur, dan tidak manipulatif,” pungkasnya. (Safelia Putri)
Baca Juga: Gatot Nurmantyo: Ancaman Terbesar Prabowo Bukan dari Luar, tapi Pembusukan dari Dalam