Pemotor tersebut kaget kenapa pelat nomor yang dipakainya disebut sebagai nomor pilihan. Nomor pilihan di sini yang dimaksud merupakan nomor cantik yang bisa dipesan namun harganya beda dari nomor acak.
Pemotor tersebut merasa ada kejanggalan setelah ia melihat adanya berkas fotokopi KTP yang terdapat tulisan "nopil" atau nomor pilihan.
Padahal ia tidak merasa kalau pelat nomornya tersebut bukan nomor cantik ataupun nomor pilihan.
Ia disuruh menemui Bapak H di Polres untuk bisa menggunakan nomor yang selama ini dipakainya.
Pemotor tersebut pun ngeyel dan minta nomor tersebut tetap bisa dipakai tanpa ketemu Bapak H di Polres.
Padahal pelat nomor yang digunakan sudah hampir berumur 15 tahunan dan ia tidak merasa nomor tersebut nomor pilihan.
Akhirnya pemotor mengalah dan pergi meninggalkan Bapak S. Ia mencoba merenung bagaimana cara mengakali agar proses pengurusan pajak 5 tahunan tersebut beres tanpa harus menemui Bapak H di Polres.
Akhirnya ide cemerlang pun datang. Ia kemudian mencoba melakukan fotocopy KTP-nya lalu ia serahkan ke bagian loket kasir.
Akhirnya selesai sudah tanpa harus menemui Bapak H di Polres.
Baca Juga: Kecil-kecil Cabe Rawit, Mobil Polisi Bojonegoro ini Punya Kemampuan Lengkap