Suara.com - Bagaimana rasanya menjadi juri SATU Indonesia Awards 2020, sebuah ajang apresiasi dalam kerangka semangat Sumpah Pemuda 28 Oktober 1928 kepada intan-intan bangsa yang diberikan PT Astra International Tbk kepada anak-anak muda dalam bidang Kesehatan, Pendidikan, Lingkungan, Kewirausahaan, dan Teknologi, dan khusus tahun ini ditambah kategori khusus tentang penanganan pandemi COVID-19?
Bagi Dian Sastro, pekerja seni yang menjadi salah satu juri SATU Indonesia Awards 2020 dan hadir dalam press conference virtual Astra pada Sabtu ini (31/10/2020), ia menyatakan ajang SATU Indonesia Awards 2020 memberinya asupan bagi jiwa.
"Dua tahun menjadi juri dalam acara ini, baru sekarang seluruh proses penjurian dilakukan secara online. Seluruhnya dalam bentuk daring. Namun sangat inspiratif, sehingga kami sebagai juri menjadi semangat dengan apa yang mereka lakukan," paparnya.
"Dan bila kita pelajari teknologi bidang internet, kondisi pandemi bukanlah kendala. Ajang sangat inspiratif. Sebagai bahan semangat saya secara pribadi," tandas ibu dua anak ini.
![Beberapa juri dalam SATU Indonesia Awards 2020 yang digelar secara daring [screen shot YouTube SATU Indonesia Awards 2020].](https://media.suara.com/pictures/653x366/2020/10/31/55090-satu-indonesia-awards-2020-4.jpg)
Ditanya lebih detail tentang pengalaman menjuri SATU Awards, Dian Sastro yang bernama lengkap Diandra Paramita Sastrowardoyo menyatakan ia seperti melihat sebuah pertunjukan panggung dari bangku terdepan.
"Secara psikologis, ini makanan batin. Saya belajar banyak sekali: ternyata banyak orang Indonesia yang baik dan berani, yang mampu memberikan dampak sosial. Tanpa spotlight, benar-benar bekerja dari hati," kata Dian Sastro.
"Dalam SATU Indonesia Awards ini, apa yang kami kerjakan sebagai juri seperti memberi makan jiwa. We are so humbled dengan pekerjaan mereka. Selalu ada saat-saat di mana para juri menangis," kisah perempuan kelahiran 16 Maret 1982, yang diiyakan oleh Boy Kelana Soebroto, Head of Corporate Communications Astra, salah satu juri yang hadir dalam tanya jawab virtual SATU Indonesia Awards 2020.
Banyak aspek yang dinilai dalam penjurian ini, dan kondisi serba online membuat kendala juga muncul. Dian Sastro menyebutnya seperti energi yang kadang ditangkap tidak rata dari awal sampai akhir. Dalam artian kecepatan internet mempengaruhi, semisal terjadi freeze.
Atau saat melakukan riset terhadap kandidat, yang menuntut ketekunan dan kesabaran. Perlu didata dan dibaca, apalagi melibatkan begitu banyak peserta.
Baca Juga: Selamat! Inilah Para Penerima Apresiasi 11th SATU Indonesia Awards 2020
Namun kembali lagi, semuanya tuntas oleh karya yang ditunjukkan para kandidat dalam bidang masing-masing.