Suara.com - Memiliki mobil menjadi impian bagi beberapa orang. Tapi perlu diketahui, ketika ingin membeli mobil sebaiknya mempersiapkan terlebih dahulu garasi.
Karena jika tidak, pastinya bakal menimbulkan konflik dengan tetangga ataupun pengguna jalan lainnya. Seperti halnya yang terjadi pada kisah yang dibagikan oleh akun Twitter @SeputarTetangga satu ini.
Dalam sebuah cuitan, ia bercerita tentang tetangga yang rese karena sering gonta-ganti mobil.
Pengunggah cerita tersebut tinggal di sebuah kompleks dengan model rumah seragam dan semua rumah memiliki garasi yang memuat 1 unit mobil saja.
Nah, tetangganya tersebut awalnya memiliki hanya 1 unit mobil, yakni Honda Jazz. Namun seiring berjalannya waktu, tetangganya pun mengganti mobil menjadi Honda CR-V.

Hal ini membuat pengunggah kisah ini geram. Hal ini lantaran ia jadi kesusahan untuk mengeluarkan mobil dari garasi rumahnya.
Moncong dari Honda CR-V tersebut menyembul ke jalanan sehingga pengunggah mau tidak mau harus hati-hati ketika mengeluarkan mobilnya agar tidak bersenggolan.
Namun, tetangganya pun mulai tidak tahu diri. Lambat laun, tetangganya justru menambah mobil menjadi 3 unit dan parkir di jalanan samping.

Hal ini pun membuat pengunggah semakin kesusahan mengeluarkan mobil karena aksesnya tertutup.
Baca Juga: Inisiator Esemka ke Roy Suryo: Saya Dikorbankan Orang Tak Bertanggung Jawab
Lalu, pengunggah pun melabrak tetangganya dan memberi tahu kalau mobilnya sudah menghalangi akses keluar masuk.
Keributan tak terelakkan hingga satpam kompleks pun menghampirinya untuk melerai pertikaian ini.

Satpam pun lalu bilang ke pemilik 3 unit mobil tersebut dengan ucapan yang bernada "mengusir".
"Bapak kalo mobilnya 3 ya jangan tinggal di sini" ujar satpam tersebut di depan pemilik 3 mobil.
Alhasil, pemilik mobil pun langsung kicep. Dan seiring berjalannya waktu, mobilnya yang berjumlah 3 unit tersebut mulai tak tampak di garasi.
Tak sendirian, rupanya curhatan warganet yang viral ini juga banyak dialami pengguna media sosial lainnya. Mereka pun berbondong-bondong untuk mengungkapkan peristiwa tak mengenakkan yang sudah dialami.