Di Balik Krisis Bahan Bakar di Inggris, Ternyata Ini Biang Keroknya

Cesar Uji Tawakal Suara.Com
Minggu, 03 Oktober 2021 | 07:29 WIB
Di Balik Krisis Bahan Bakar di Inggris, Ternyata Ini Biang Keroknya
Ilustrasi mobil mogok. (Unsplash/Nicole Harrington)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Sejak akhir September, para pengguna kendaraan di Inggris Raya mengalami krisis bahan bakar. Tak cuma berdampak pada masyarakat kelas menengah ke bawah, bahkan warga berduit seperti pemain sepak bola ternama Cristiano Ronaldo pun ikut terkena dampak.

Lebih dari 2.000 SPBU Inggris dilaporkan kehabisan bahan bakar. Asosiasi Pengecer Bensin mengatakan pada 29 September bahwa 27 persen stasiun yang diawasi tidak memiliki bahan bakar, yang turun dari 66 persen di awal pekan.

Dilansir dari Rideapart, pengendara yang dapat menemukan bahan bakar menyebut bahwa harga harus dibayar tergolong paling tinggi dalam delapan tahun.

Bukannya karena stok BBM menipis, namun kelangkaan ini disebabkan adanya gangguan distribusi.

Ilustrasi mobil. (Pixabay/freestocks-photos)
Ilustrasi mobil. (Pixabay/freestocks-photos)

Saat ini terjadi kekurangan pengemudi truk yang memenuhi syarat untuk mengirimkan bahan bakar ke SPBU, yang mengakibatkan kemacetan.

Beberapa politisi Uni Eropa menunjuk referendum Brexit 2016 sebagai penyebab yang paling mungkin, yang tentu saja dibantah oleh politisi Inggris.

Laporan lain menyebutkan bahwa bahwa “puluhan ribu pengemudi truk Uni Eropa pergi selama pusaran Brexit,” yang tampaknya cukup signifikan.

Perusahaan bahan bakar, tentu saja, mengatakan bahwa masalahnya sebenarnya bukan kekurangan bahan bakar.

Sebaliknya, kata mereka, itu adalah dua hal: Kekurangan pengemudi tanker, dan publik Inggris panik membeli semua bensin yang bisa mereka dapatkan.

Baca Juga: Best 5 Oto: Genesis GV60 Pairing dengan Samsung, Mobil Cristiano Ronaldo Mejeng di SPBU

Pernyataan bersama yang dikeluarkan oleh BP, Royal Dutch Shell, dan Exxon Mobil mengatakan bahwa “ada banyak bahan bakar di kilang dan terminal Inggris”.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI