Ini Penjelasan Mengapa Rider MotoGP Lebih Andalkan Rem Depan

RR Ukirsari Manggalani | Manuel Jeghesta Nainggolan
Ini Penjelasan Mengapa Rider MotoGP Lebih Andalkan Rem Depan
Rider Repsol Honda, Marc Marquez dan Aleix Espargaro (Aprilia) saat menjalani sesi latihan bebas MotoGP Australia di Sirkuit Phillip Island, 27 Oktober 2019. Sebagai ilustrasi melahap tikungan pakai motor balap spek MotoGP [AFP/William West].

Ingin ngerem dan ngepot gaya rider MotoGP favorit? Nanti dulu, ada perbedaan soal spesifikasi.

Suara.com - Sistem pengereman pada MotoGP tidak sama seperti sepeda motor mainstream yang dikenal umum.

Bila sepeda motor mainstream lebih dominan memakai rem belakang, motor prototype di arena balap seperti dijumpai di MotoGP justru dominan menggunakan rem depan.

Seperti dikutip dari WahanaHonda, penggunaan rem depan dirancang untuk menghindari kemungkinan roda belakang mengunci saat pengereman berat.

Biasanya saat memasuki tingkungan, seorang rider melakukan trail brake. Yaitu sebuah situasi di mana penggunaan rem depan dapat menguntungkan si pengendara.

Baca Juga: Temui Ketum Golkar, Ketua Umum PBB: Kami Bahas Kemungkinan Formasi Koalisi Pilpres

Skutik all-New Honda Vario 160 untuk Repsol Honda Team, jadi tunggangan wara-wiri Marc Marquez, Pol Espargaro, dan crew di Sirkuit Mandalika 2022 [PT AHM].
Skutik All-New Honda Vario 160 untuk Repsol Honda Team, jadi tunggangan non-balap Marc Marquez, Pol Espargaro, dan crew di Sirkuit Mandalika 2022 [PT AHM].

Nah, saat melakukan trail brake, terjadi perpindahan bobot yang luar biasa. Karena posisi tubuh dan kaki bersandar pada motor untuk memaksimalkan sudut kemiringan.

Ini sebuah teknik tingkat tinggi, di mana trail brake didefinisikan sebagai mengerem saat memasuki tikungan.

Di saat bersamaan, terjadi hilangnya sedikit daya pengereman dengan tidak menggunakan rem belakang. Moment ini sekaligus meningkatnya kemungkinan penguncian roda belakang.

Kondisi ini berbeda dibandingkan situasi 19 tahun lalu, di masa mesin 990 cc 4-tak baru dimulai. Engine-braking control (EBC) serta hardware dan software pengereman tidak cukup pintar untuk mengurangi efek negatif torsi yang besar saat menikung.

Saat hard braking memasuki tikungan, bagian belakang motor akan terlihat seperti akan keluar dari racing line. Manuver ini biasa disebut sebagai power slide.

Baca Juga: Hendrar Prihadi Dilantik Jadi Ketua Umum Taruna Merah Putih, Organisasi Sayap PDIP Rauh Suara Anak Muda

Jadi, ketika akan berakselerasi lagi, kemungkinan besar bisa terjadi high side crash karena roda belakang tidak sejajar roda depan. Teknik pengereman depan, disebut-sebut sebagai penyelamat bagi sang pembalap di era ini.