Perjanjian Kemitraan Ekonomi Komprehensif Indonesia-Korea Selatan: Tilik Potensi Industri Otomotif

Selasa, 27 September 2022 | 20:48 WIB
Perjanjian Kemitraan Ekonomi Komprehensif Indonesia-Korea Selatan: Tilik Potensi Industri Otomotif
Presiden RI Joko Widodo saat meninjau stasiun pengisian kendaraan listrik umum (SPKLU) dengan tipe ultra fast charging, pertama di Indonesia. Sabtu, (26/3/2022). Perhatikan pula Genesis G80 electrified buatan Republik Korea yang diisi ulang baterainya (ANTARA/HO)

Sejalan dengan Indonesia, Korea Selatan juga ingin memperkuat industri otomotif melalui kesepakatan IK-CEPA.

Sebelum perjanjian ini, Indonesia mengenakan tarif sebesar 5 persen untuk produk otomotif.

"Setelah IK-CEPA, (untuk produk otomotif) segera tanpa tarif," tandas Dr. Kyounghwa Kim.

Kerja sama Indonesia dengan Korea Selatan sudah dimulai beberapa tahun belakangan, bahkan sebelum Indonesia meratifikasi IK-CEPA.

Presiden Joko Widodo berbincang tentang baterai mobil listrik [Instagram: @jokowi].
Presiden Joko Widodo berbincang tentang baterai mobil listrik [Instagram: @jokowi].

Kerja sama kedua negara menjadi semakin erat dan kuat menyusul rencana Indonesia mengembangkan kendaraan listrik untuk mendukung target bebas emisi karbon pada 2060.

Tepat satu tahun yang lalu, Indonesia memulai pembangunan pabrik kendaraan listrik, kerja sama PT Industri Baterai Indonesia dengan Konsorsium Hyundai, senilai 1,1 miliar dolar Amerika Serikat. Pabriknya berada di Kabupaten Karawang, Jawa Barat.

Pabrik itu dirancang memiliki kapasitas produksi 140GWh pada 2030. Sebanyak 50GWh sel baterai akan diekspor, sisanya untuk memenuhi kebutuhan industri baterai dalam negeri supaya bisa memproduksi mobil listrik.

Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI