Delapan Tahun Tragedi Jules Bianchi di Sirkuit Suzuka, Insan F1 Tidak Ingin Kejadian Terulang Kembali

Senin, 10 Oktober 2022 | 11:30 WIB
Delapan Tahun Tragedi Jules Bianchi di Sirkuit Suzuka, Insan F1 Tidak Ingin Kejadian Terulang Kembali
Jules Bianchi yang wafat di 25 tahun setelah koma, pascartabrakan dengan traktor crane di Sirkuit Suzuka, Jepang, 2014 [Shutterstock]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Laga Formula 1 atau F1 GP Jepang di Sirkuit Suzuka berakhir Minggu (9/10/2022) petang, dengan hasil Max Verstappen mempertahankan gelar Juara Dunia F1 kedua kali. Di luar itu, isu terkait safety mengemuka.

Dikutip kantor berita Antara dari Sky Sport dan AFP, driver Pierre Gasly dari tim AlphaTauri menyayangkan kejadian traktor crane melintas di atas trek Suzuka, sirkuit di mana Jules Bianchi meninggal dunia karena kecelakaan fatal beberapa tahun silam.

Pilot jet darat asal Prancis itu menyatakan ia bisa saja kena tabrak kendaraan alat berat yang diturunkan ke lintasan untuk mengevakuasi jet darat tim Ferrari. Yaitu kejadian saat driver Ferrari, Charles Leclerc menabrak pagar pembatas dalam lap pembuka saat kondisi hujan.

Pebalap AlphaTauri Prancis Pierre Gasly di pit saat sesi latihan menjelang Grand Prix Formula 1 Jepang di Suzuka, prefektur Mie pada 7 Oktober 2022.Toshifumi KITAMURA / AFP
Pierre Gasly (tim AlphaTauri) driver asal Prancis di pit saat sesi latihan menjelang F1 GP Jepang di Sirkuit Suzuka, Prefektur Mie (7/10/2022) [AFP/Toshifumi Kitamura].

Bendera merah dikibarkan pada lap ketiga dan balapan harus restart satu jam berselang dalam situasi tetap hujan.

Kembali kepada kejadian fatal delapan tahun silam, driver Prancis, Jules Bianchi mengalami kecelakaan fatal di Sirkuit Suzuka pada Oktober 2014. Saat itu ia menabrak traktor crane yang sedang mengevakuasi besutan driver lain. Jules Bianchi dioperasi dan mengalami koma, serta meninggal dunia pada Juli 2015.

Sementara dalam balap akhir petang kemarin, Pierre Gasly nyaris mengalami celaka dengan traktor crane pula.  Saat itu ia start dari jalur pit dan masuk ke lintasan di urutan paling belakang. Visibilitas buruk karena semburan air dari tunggangan para driver di depannya.

Kemudian mencuat kejadian Carlos Sainz Jr., dari tim Ferrari mengalami situasi jet darat melintir di tikungan 12 dan menabrak pagar.  Dampaknya, Pierre Gasly menabrak pecahan papan iklan yang menempel di moncong kendaraannya, serta menghalangi pandangan ke depan.

"Saya bisa saja terbunuh," tukasnya lewat komunikasi radio. Ia tidak bisa melihat arah dan harus kembali ke garasi.

Baca Juga: Tim Yamaha Racing Indonesia Laga di ARRC 2022 Sepang Malaysia, Siap Teruskan Trend Positif dari Putaran di Jepang

"Kita kehilangan Jules delapan tahun lalu dalam kondisi serupa, dengan sebuah crane di area gravel trek," ungkap Pierre Gasly usai balapan.

Balapan Grand Prix Jepang di Sirkuit Suzuka. (9/10/2022) (REUTERS/ISSEI KATO)
F1 GP Jepang di Sirkuit Suzuka (9/10/2022) [Reuters/Issei Kato via ANTARA]

"Tidak bisa dimengerti, mengapa bisa delapan tahun berselang terjadi kondisi serupa, berhadapan dengan crane lagi. Tidak hanya di gravel tetapi di jalur balapan," ujarnya.

Driver dari tim McLaren Lando Norris, turut menyoroti kejadian menegangkan ini dan berbagi lewat Twitter. Ia terkenang Jules Bianchi.

"Bagaimana bisa terjadi? Kita sudah kehilangan nyawa dalam situasi yang sama beberapa tahun lalu. Kami membahayakan nyawa sendiri, khususnya dalam kondisi seperti ini," demikian cuitnya lewat media sosial.

Federasi sport otomotif dunia FIA menyatakan akan menginvestigasi kejadian terkait safety ini.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI