Latihan teknis isinya tentang servis motor-motor Honda. Agus sudah paham. Tapi bisnis dan soal kedisiplinan adalah yang terpenting dan punya bobot paling besar.
Agus dan rekan-rekannya belajar mengelola bengkel secara profesional; termasuk pembukuan, mengelola barang hingga menghitung keuntungan.
"Jadi paham, berapa keuntungan yang bisa diambil. Jadi tidak ngawur ambilnya," aku Agus.
Setelah pelatihan diberikan, para wirausaha muda itu diberikan platform digitalisasi web DMMES atau Digital Monitoring Mentoring dan Evaluation System.
DMMES, yang sempat kami coba pakai di bengkel Agus, merupakan platform yang dikembangkan AHM untuk mengelola administrasi bengkel, mulai dari manajemen pembukuan, inventory suku cadang hingga membuat invoice atau nota untuk pelanggan.
Pelatihan bisnis terdiri dari setidaknya tiga level, mulai dari yang dasar, menengah hingga advance. Agus sendiri, sejak 2017, sudah tiga kali ke Jakarta untuk mengikuti pelatihan bisnis ini. Selain itu ada pula latihan via zoom dan grup WhatsApp.
Tetapi pengalaman pertamalah yang paling dia kenang. Salah satu sebabnya, saat pulang ia harus membawa serta komputer dan printer untuk keperluan pembukuan bengkel.
Sementara soal disiplin, Agus dan rekan-rekannya dibiasakan melapor setiap hari ke para mentornya di program AHYP terkait perkembangan bisnis mereka.
"Untuk membiasakan diri ada perubahan dalam perilaku bisnis," terang Joko.
Baca Juga: Bengkel AHASS Beri Layanan Spesial untuk Pengguna Motor Listrik Honda
Setahun sekali digelar forum komunikasi untuk berkumpul dan sharing bersama peserta program, belajar ke bengkel-bengkel AHASS dan pengenalan produk serta teknologi terbaru Honda.
Selain pelatihan, Agus juga diberi bantuan modal dari program AHYP. Ia menerima bantuan modal renovasi bengkel dari AHM dan juga suntikan bantuan modal, berupa pinjaman tanpa bunga.
Kini bisnis Agus tidak cuma bengkel. Berbekal pelatihan, yang antara mengajari mereka untuk mengembangkan bisnis penunjang, Agus sudah menjadi distributor suku cadang Honda di daerah Karangasem. Ia juga menjual pulsa dan agen pembayaran listrik serta air di desanya.
"Sebagai passive income," terang Agus sembari membenarkan kalung emas di lehernya.
***
"Omset Agus ini adalah yang paling tinggi di antara rekan-rekannya," beber Joko.