Bob Azam menyatakan hal tersebut dikarenakan sentimen pasar melihat daya beli masyarakat yang tengah turun.
Oleh karena itu dirinya berharap pemerintah memberikan sinyal positif melalui kebijakan yang dibuat, sehingga bisa mengembalikan daya beli yang pada akhirnya meningkatkan investasi di sektor industri.
"Sektor industri itu investasi akan masuk kalau marketnya naik, tumbuh. Kalau marketnya tidak tumbuh, susah. Jadi kalau pemerintah bisa sepakat dengan dunia usaha, bagaimana caranya mengembalikan daya beli, menurut saya itu akan memberikan sinyal yang kuat dan sangat positif," katanya pula.
Pasar saham Indonesia mengalami tekanan besar pada Selasa, 18 Maret 2025, ditandai dengan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) terjun bebas yang memicu trading halt atau penghentian sementara perdagangan yang otomatis diterapkan saat indeks turun terlalu dalam.
Ini adalah pertama kalinya sejak Maret 2020, ketika pandemi COVID-19 mengguncang pasar, IHSG kembali mengalami circuit breaker seperti ini.
Hampir semua sektor mengalami pelemahan, dengan sektor teknologi menjadi yang paling terpukul, turun 9,77 persen. Total nilai transaksi mencapai Rp 19,22 triliun dengan volume 29,29 miliar lembar saham dalam 1,54 juta transaksi.