Hal ini untuk menghindari risiko kehabisan bahan bakar di tengah perjalanan, yang bukan hanya akan mengganggu perjalanan pribadi tetapi juga berpotensi menimbulkan hambatan bagi pengguna jalan lainnya.
Di era digital ini, pemanfaatan teknologi navigasi seperti Google Maps atau Waze menjadi tools yang sangat membantu.
Aplikasi-aplikasi ini tidak hanya memberikan informasi real-time tentang kondisi lalu lintas tetapi juga dapat merekomendasikan rute alternatif bila diperlukan. Penting juga untuk tetap update dengan informasi terkini dari kanal-kanal resmi kepolisian mengenai pemberlakuan sistem one way dan situasi jalan.
Aspek finansial juga perlu diperhatikan, khususnya dalam hal pembayaran tol. Pastikan saldo e-toll mencukupi untuk seluruh perjalanan, mengingat tidak semua gerbang tol menyediakan layanan top-up.
Kesiapan ini akan menghindarkan dari antrean yang tidak perlu dan membuat perjalanan lebih efisien.
Faktor kelelahan sering menjadi penyebab utama kecelakaan selama arus balik.
Oleh karena itu, pemanfaatan rest area secara bijak sangat direkomendasikan. Ambil waktu istirahat setiap 2-3 jam perjalanan untuk meregangkan otot dan memulihkan konsentrasi.
Hindari godaan untuk memaksakan diri ketika mulai merasakan tanda-tanda kelelahan, karena microsleep bisa terjadi dalam hitungan detik dan berakibat fatal.
Dalam situasi one way, di mana semua kendaraan bergerak searah dengan kecepatan relatif tinggi, pengendalian jarak dan kecepatan menjadi kunci keselamatan.
Baca Juga: Puncak Arus Balik Lebaran Diprediksi 5-6 April, Polri Siapkan Skema Contraflow Hingga One Way
Jaga jarak aman dengan kendaraan di depan dan hindari manuver mendadak yang bisa memicu kecelakaan beruntun. Rem mendadak juga harus dihindari kecuali dalam situasi darurat.