Di posisi kelima, muncul Geely, sang “anak hilang” yang kini kembali dengan semangat baru. Mereka mencatatkan 424 unit—langkah awal yang cukup kuat untuk menandai kebangkitan mereka di pasar Indonesia.

Merek lainnya pun tak mau ketinggalan. Aion dengan 362 unit, Morris Garage 113 unit, Neta 52 unit, DFSK 48 unit, dan BAIC dengan 41 unit. Meskipun angka mereka belum sefantastis BYD, namun kontribusi masing-masing menambah warna dalam persaingan mobil China yang semakin kompetitif. Lalu, apa sebenarnya yang sedang terjadi?
Bukan hanya perang angka, ini adalah transformasi besar. Mindset konsumen mulai bergeser dari “Made in China” yang dulu diragukan, menjadi “Made with Pride”—produk yang dibanggakan.
Kesenjangan teknologi yang dulu jadi penghalang, kini nyaris tak terasa. Dalam perang harga, mobil China tampil sebagai pemenang dengan spesifikasi tinggi dan harga bersahabat.
Dan yang paling signifikan, adopsi kendaraan listrik makin kencang dengan mobil China sebagai ujung tombak.
Dengan harga kompetitif, fitur melimpah, fokus pada elektrifikasi, dan layanan purnajual yang semakin baik, mobil-mobil China hadir bukan sekadar untuk meramaikan pasar—tapi untuk mendominasi.
Bisa dibilang, ini adalah era baru di industri otomotif. Dulu mungkin kita meremehkan. Tapi sekarang? Mereka yang berani mencoba, sudah menikmati kendaraannya. Sementara yang masih ragu, bisa jadi justru ketinggalan momen besar.
Kesimpulannya? Jangan pernah meremehkan pendatang baru—apalagi yang datang membawa teknologi canggih, harga terjangkau, dan visi masa depan. China sudah bukan lagi pemain pinggiran.
Berikut daftar 10 besar merek mobil China terlaris di Indonesia April 2025:
Baca Juga: Motor Listrik Termahal di Indonesia Tiba di Garasi Raffi Ahmad, Cuma 3 Detik ke 100 Km/Jam!