Meski menghadapi tantangan, respons positif dari mayoritas pemilik SU7 menunjukkan bahwa kepercayaan terhadap merek ini tetap kokoh. Seperti kata pepatah, "badai pasti berlalu" - Xiaomi membuktikan bahwa mereka siap menghadapi berbagai cuaca dalam perjalanan panjang di industri otomotif listrik.
Kisah ini menjadi pengingat bahwa dalam era transisi menuju mobilitas listrik, bahkan pemain teknologi sekaliber Xiaomi pun harus melewati kurva pembelajaran yang curam.
Spesifikasi XIaomi SU7

Xiaomi SU7, sebuah sedan listrik berdesain futuristik yang siap bersaing di pasar kendaraan listrik premium.
Mengusung dimensi 4.997 mm panjang, 1.963 mm lebar, dan tinggi 1.455 mm, dengan jarak sumbu roda 3.000 mm, Xiaomi SU7 masuk dalam kategori sedan kelas C. Mobil ini dikaitkan dengan dua nomor model: BJ7000MBEVR2 dan BJ7000MBEVA1.
Xiaomi SU7 ditenagai oleh motor listrik tunggal buatan UAES (United Automotive Electronic Systems) yang mampu menghasilkan tenaga puncak 220 kW atau setara 295 hp. Kecepatan tertingginya mencapai 210 km/jam. Untuk mendukung performanya, SU7 hadir dengan dua opsi ukuran roda: 19 inci (ban 245/45 R19) dan 20 inci (ban 245/40 R20).
Menariknya, SU7 kabarnya akan tersedia dalam dua varian: dengan dan tanpa sensor Lidar. Sensor ini dipasang di dekat kaca depan dan memungkinkan mobil untuk mendeteksi objek secara akurat—teknologi penting bagi kendaraan otonom.
Xiaomi juga menanamkan baterai lithium iron phosphate (LFP) dari FinDreams, anak usaha BYD, pada varian reguler. Sedangkan untuk versi SU7 Pro dan SU7 Max, Xiaomi menggunakan motor ganda bertenaga hingga 386 hp dan baterai lithium-ion ternary dari CATL. Versi Max bahkan bisa melesat hingga 265 km/jam.
Sebagai pelengkap, sistem kendaraan akan menggunakan HyperOS buatan Xiaomi yang juga terintegrasi dengan ponsel pintar. Produksi massal dimulai Desember 2023 dan pengiriman perdana dijadwalkan Februari 2024. Harga awal diperkirakan mulai dari 149.000 yuan atau sekitar Rp 326 juta.
Baca Juga: Rekomendasi Smartwatch Terbaik Buat Pelari Tahun 2025