Pemerintah China Sentil Perang Harga yang Dipicu BYD: Kualitas Mobil Bisa Jelek Karena Harga Murah

Liberty Jemadu Suara.Com
Kamis, 05 Juni 2025 | 12:44 WIB
Pemerintah China Sentil Perang Harga yang Dipicu BYD: Kualitas Mobil Bisa Jelek Karena Harga Murah
BYD disentil Pemerintah dan Partai Komunis China karena memicu perang harga mobil di Tiongkok. (Foto: SUARA.com/Manuel Jeghesta)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Sejumlah besar perusahaan pemasok komponen otomotif di China pada awal 2025 sudah mengeluhkan tekanan dari merek-merek besar yang meminta mereka memangkas harga komponen.

Tidak hanya itu. Banyak pemasok komponen yang kini harus menunggu lebih lama untuk mendapatkan pembayaran atas produk yang mereka produksi untuk merek-merek otomotif di China.

Hal ini, kritik Wei, membuat kualitas komponen yang dihasilkan perlu dipertanyakan keamanan kerta kehandalannya.

"Beberapa mobil sudah turun harga dari 220.000 yuan ke 120.000 yuan per unit dalam beberapa tahun terakhir. Produk industri apa yang bisa turun harga hingga 100.000 yuan dan masih bisa dijamin kualitasnya?" cecar Wei dalam wawancara dengan Sina Finance, seperti dilansir dari Reuters.

"Ini jelas sesuatu yang mustahil," tegas Wei.

Bantahan BYD

Tudingan ini dibantah keras BYD. General Manager BYD bidang Humas, Li Yunfei, menepis tudingan Chairman GWM Wei Jianjun yang mengatakan ada pabrikan otomotif China yang kini kondisinya seperti Evergrande - raksasa properti China yang pada tahu lalu bangkrut karena tak sanggup membayar utang dan memicu krisis di China.

Li, mengatakan secara umum BYD memiliki kondisi keuangan yang lebih sehat ketimbang para pesaing dari negara lain, termasuk Amerika Serikat, Jepang dan Eropa.

"Tak ada Evergrande di industri otomotif China," tegas Li.

Baca Juga: Produsen Mobil China Tuding BYD Lakukan Perang Harga yang Rugikan Industri Otomotif

Lebih jauh Li malah menuding Wei sedang menjelek-jelekan sektor kendaraan energi baru (NEV)- sebutan untuk mobil-mobil listrik dan hybrid di China.

Dalam pembelaannya Li membandingkan beberapa faktor untuk menggambarkan kondisi keuangan BYD yang dinilainya masih lebih baik dibanding para pesaing.

Ia misalnya membandingkan angka asset-liability ratio BYD, yang berada di 70 persen dengan Ford yang berada di angka 84 persen, General Motors di angka 76 persen dan Geely yang berada di kisaran 68 persen.

Lalu soal utang BYD yang bernilai sekitar 580 miliar Yuan, yang menurutnya masih wajar bida dibandingkan dengan utang Toyota yang mencapai 2,7 triliun yuan, Volkswagen yang senilai 3,4 triliun yuan dan Ford yang tembus 1,7 triliun yuan.

Yang tak luput dari sorotan Li juga soal siklus pembayaran ke pemasok komponen. Ia mengatakan BYD rata-rata membayar pemasok komponen dalam 127 hari, sama dengan praktik yang dilakukan Geely dan malah lebih cepat ari GWM yang butuh 163 hari.

Waktu pembayaran ke pemasok ini menjadi sorotan karena pada awal 2025 beberapa vendor mengaku diminta untuk menurunkan harga komponen, sementara pabrikan meminta waktu lebih lama untuk membayar.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI