4. Pergeseran Tren Pasar ke Motor Matic
Memasuki dekade 2010-an, lanskap otomotif roda dua di Indonesia berubah drastis.
Popularitas motor matic meroket pesat karena menawarkan kemudahan dan kepraktisan berkendara di tengah kemacetan kota.
Pangsa pasar motor bebek, yang pernah menjadi primadona, mulai tergerus. Suzuki, bersama pabrikan lain, harus menghadapi kenyataan bahwa era keemasan motor bebek akan segera berakhir.
5. Strategi Internal Suzuki yang Berubah
Pada sekitar tahun 2014, Suzuki Indonesia melakukan restrukturisasi besar-besaran.
Mereka menyadari tidak bisa lagi bertarung di semua lini. Keputusan strategis pun diambil: fokus pada produk-produk yang menjadi tulang punggung penjualan.
Hasilnya, Suzuki memilih untuk mempertahankan Satria FU 150 sebagai ikon kecepatan, Suzuki Nex di segmen matic entry-level, dan Suzuki Shooter sebagai motor bebek murah pengganti Smash.
Shogun, dengan harga yang berada di tengah dan penjualan yang terus menurun, akhirnya menjadi korban dari efisiensi ini.
Baca Juga: Mengenal Karakter Dapur Pacu Suzuki Fronx yang Tawarkan Performa dan Efisiensi
Suzuki lebih memilih mengalokasikan sumber dayanya untuk produk yang lebih menjanjikan daripada terus mempertahankan nama besar Shogun yang penjualannya sudah lesu.
Meski perjalanannya telah berakhir, Suzuki Shogun akan selalu dikenang sebagai motor bebek legendaris yang berani mendobrak standar dan memberikan warna tersendiri di jalanan Indonesia.