Nostalgia Suzuki Shogun: 5 Alasan sang Raja Bebek Akhirnya Disuntik Mati

Selasa, 01 Juli 2025 | 12:39 WIB
Nostalgia Suzuki Shogun: 5 Alasan sang Raja Bebek Akhirnya Disuntik Mati
Suzuki Shogun Kebo (OLX)

1. Gempuran Kompetitor yang Terlalu Kuat

Meskipun Shogun 110 sangat berjaya, pertarungan di kelas 125cc menjadi titik balik.

Ketika Honda meluncurkan Supra X 125 dengan desain futuristik dan fitur helm-in, Suzuki menjawab dengan Shogun 125.

Varian Shogun SP 125 (Sport Production) dengan kopling manual memang berhasil mencuri perhatian para penggila kecepatan, namun secara volume penjualan, ia kesulitan menandingi citra merek Honda yang sudah sangat kuat sebagai motor irit dan andal.

Honda berhasil menciptakan motor yang "cukup" untuk semua orang, sementara Shogun lebih tersegmentasi untuk penyuka performa.

2. Inovasi yang Gagal Diterima Pasar

Suzuki dikenal gemar menyematkan teknologi baru, tapi tidak semuanya disambut baik.

Contoh paling nyata adalah Shogun 125 Hyper Injection pada generasi "Shogun Robot".

Saat itu, pasar motor bebek Indonesia belum siap dengan teknologi injeksi yang dianggap rumit dan mahal perawatannya.

Baca Juga: Mengenal Karakter Dapur Pacu Suzuki Fronx yang Tawarkan Performa dan Efisiensi

Akibatnya, varian ini sepi peminat dan Suzuki kembali fokus pada versi karburator.

Ironisnya, beberapa tahun kemudian, teknologi injeksi justru menjadi standar wajib. Suzuki terlalu maju untuk zamannya, sebuah langkah yang sayangnya tidak diimbangi dengan edukasi pasar yang masif.

Suzuki Shogun Axelo (Lelang id)
Suzuki Shogun Axelo (Lelang id)

3. Kehilangan Arah dan Identitas pada Generasi Terakhir

Puncak dari kemunduran Shogun adalah pada generasi terakhirnya, Suzuki Axelo (2011).

Alih-alih menjadi lebih baik, Axelo terasa seperti sebuah downgrade. Beberapa pemangkasan fitur yang dilakukan Suzuki antara lain:

  • Pengereman: Kembali menggunakan cakram kecil dan kaliper 1 piston, setelah sebelumnya Shogun SP tampil gagah dengan cakram besar dan kaliper 2 piston.
  • Suspensi: Shock belakang tidak lagi menggunakan per berwarna merah yang sporty, diganti dengan model standar.
  • Kualitas Material: Banyak pengguna mengeluhkan kualitas knalpot yang menurun dan suara yang tidak segaring generasi sebelumnya.

Dengan menghilangkan varian SP, Axelo kehilangan aura sporty-nya. Ia menjadi motor yang serba tanggung dan gagal memenuhi ekspektasi para loyalis Shogun.

Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI