Suara.com - Ketika kita bicara soal moge Honda dan motor listrik, mungkin yang terbayang adalah dua dunia yang benar-benar berbeda. Di satu sisi, ada raungan mesin pembakaran internal yang ikonik. Di sisi lain, ada desingan sunyi dari dinamo bertenaga baterai. Namun, apa jadinya jika kedua dunia ini dilebur menjadi satu?
Belakangan ini, Honda memang makin serius menggarap pasar elektrifikasi. Lewat ajang Honda Dream Ride Project (HDRP) 2024, mereka memamerkan motor listrik yang dimodifikasi makin canggih.
Namun, di belahan dunia lain, sebuah proyek yang jauh lebih ekstrem dan ambisius sedang berjalan, mengubah salah satu superbike paling ganas dari Honda menjadi monster listrik untuk lintasan balap.
Dilansir dari Visordown, sekelompok mahasiswa dari fakultas teknik elektro di Clermont-Ferrand, Prancis, punya mimpi yang tidak main-main.
Mereka tergabung dalam sebuah tim bernama Sigma dan bertekad untuk mencetak sejarah di salah satu ajang balap paling melelahkan di dunia: 24 Hours of Le Mans. Senjata mereka? Sebuah Honda CBR1000RR-R Fireblade yang dirombak total dari mesin bensin menjadi penggerak listrik.
Proyek ini bukan sekadar tugas kuliah. Tim Sigma benar-benar serius mengembangkannya dan bahkan sudah melakukan demonstrasi serta pengujian awal di Sirkuit d'Issoire.
Mereka menargetkan motor ini bisa berpartisipasi secara resmi di Le Mans pada tahun 2029, menjadikannya motor bertenaga baterai pertama yang berlaga di balapan legendaris tersebut.
Tantangan Besar di Balik Proyek Ambisius

Mengubah superbike menjadi mesin balap listrik tentu bukan pekerjaan mudah. Ada dua tantangan utama yang harus dihadapi Tim Sigma: teknis dan finansial.
Baca Juga: 5 Rekomendasi Mobil Bekas Honda yang Masih Laku Keras: Cocok buat Keluarga, Mulai Rp50 Jutaan
Tantangan Teknis: Baterai adalah Kunci
Untuk balap ketahanan seperti Le Mans, bobot dan efisiensi adalah segalanya. Tim harus merancang sistem baterai yang tidak hanya ringan, tetapi juga bisa diisi ulang dengan super cepat atau bahkan diganti dalam hitungan detik saat pit stop.
Inilah fokus utama pengembangan mereka. Seperti yang ditekankan oleh pemimpin tim, Sylvain Charlat, "kendaraan membutuhkan baterai teringan yang dapat diisi ulang dengan cepat dan ditukar dengan waktu henti minimal."
Tantangan Finansial: Butuh Dana Jumbo
Inovasi butuh biaya. Tim Sigma memperkirakan mereka membutuhkan dana sekitar 1 juta Euro (sekitar Rp18,9 miliar) untuk menyempurnakan teknologi baterai inovatif mereka. Dana ini sangat krusial untuk memastikan proyek mereka bisa terus berjalan dan mencapai target di tahun 2029.
Masa Depan Balap Ada di Tangan Mereka?